Liwa, Lampung (ANTARA News) - Juadah durian menjadi salah satu makanan khas masyarakat Lampung Barat pada saat bulan Ramadhan dan perayaan adat.

"Makanan yang terbuat dari buah durian dan gula aren ini, menjadi salah satu makanan khas masyarakat pada saat bulan Ramadhan, selain itu juadah durian menjadi makanan cukup langka, sebab masyarakat hanya membuat makanan ini pada saat musim durian," kata warga Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat, Eli Safitri (34) sekitar 321 Km dari Bandarlampung, di Krui, Kamis.

Dia menjelaskan, membuat buah juadah durian cukup mudah dan dibutuhkan ketelatenan.

Menurut dia, juadah durian menjadi menu wajib pada saat perayaan hari besar keagamaan maupun pesta adat.

"Juadah durian banyak ditemui di masyarakat Pesisir Lampung Barat, sebab daerah ini memiliki tanaman durian berlimpah, selain itu untuk menghasilkan juadah durian yang nikmat, buah durian yang dipilih harus memiliki kualitas yang baik, sehingga rasa yang di hasilkan pun berbeda dari makanan lain," kata dia lagi.

Masih kata Eli, bulan Ramadhan tahun ini, bertepatan dengan musim buah durian, sehingga hampir setiap hari masyarakat membuat panganan tersebut untuk berbuka.

Kemudian lanjut dia, panganan khas yang berasal dari buah durian, belum banyak dikenal masyarakat luas, sehingga menjadi kewajiban pemerintah untuk mengenalkannya kepada publik.

Juadah durian, menjadi makanan khas dan menu wajib saat berbuka puasa masyarakat pesisir Lampung Barat

Membuat juadah durian tergolong mudah, yang pertama dilakukan yakni memilih buah durian yang masak dan manis, yang kemudian di kupas, setelah itu daging buah di pisahkan dari biji.

Setelah melalui pemilihan buah, barulah daging buah durian di masak di dalam wajan yang kemudian di sangrai, setelah daging buah mengering, barulah gula aren di masukan dengan sedikit air yang di tambah pula dengan kayu manis.

Membuat juadah durian membutuhkan waktu sekitar satu jam lebih, mengolah makanan ini membutuhkan keuletan dan ketelatenan, selain itu panas api pada saat memasak juadah durian harus stabil, agar gula aren yang dimasak tersebut tidak gosong dan menghasilkan rasa pahit.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat, Hudaibi mengatakan, Lampung Barat kaya makanan unik dan lezat.

"Sebagai daerah tujuan wisata, Lampung Barat menyimpan banyak potensi kekayaan wisata kuliner yang unik, dan makanan tersebut menjadi makanan adat masyarakat setempat pada saat perayaan hari besar juga upacara adat," kata dia.

Dia menguraikan, keanekaragaman makanan daerah menjadi daya tarik bagi Lampung Barat sebagai daerah tujuan wisata.

Hudaibi mengakui, makanan unik yang terdapat di Lampung Barat memikat TV swasta untuk diangkat menjadi program acara.

"Saya berharap agar masyarakat tidak melupakan tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu, dan salah satu tradisi tersebut yakni makanan, sehingga dengan keanekaragaman makanan tersebut akan mempercantik daerah ini menjadi daerah tujuan wisata nasional," katanya.  (ANT049/Y008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011