Jombang (ANTARA) - Tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menegaskan dirinya kini konsentrasi menjalin hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah, dengan harapan investor Timur Tengah nantinya bisa masuk ke Indonesia.

"Kebetulan saya sering beranjangsana dan sedang menjalin hubungan dengan negara Timur Tengah, jadi ya untuk perdamaian dan investasi dari Timur Tengah ke Indonesia. Kemarin baru bertemu dengan pengusaha Emirat yang mau masuk ke Indonesia," katanya saat di Jombang, Jawa Timur, Rabu.

Ia pun tidak ingin menanggapi dirinya yang masuk survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), yang menyatakan salah satu tokoh perempuan yang berpotensi maju sebagai calon Presiden pada Pemilu 2024.

Pihaknya menegaskan saat ini waktunya banyak tersita untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi bagi calon investor Indonesia.

Baca juga: Yenny Wahid ingatkan tantangan disrupsi zaman

"Waktu saya banyak tersita untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi, karena kita lihat investasi dari dunia Arab masih kurang di Indonesia. Saya ingin sekali berperan dalam hal ini, agar bisa membawa lebih banyak lagi kebaikan untuk masyarakat, minimal kalau ada investasi masuk nanti tercipta lapangan pekerjaan lebih banyak, masyarakat lebih makmur," kata dia.

Yenny Wahid ikut serta dalam ziarah yang dilakukan jajaran PBNU dan pengurus PWNU se-Indonesia ke makam muassis (pendiri) NU di Jombang yakni K.H. Hasyim Asyari, K.H. Bisri Syansuri dan K.H. Wahab Hasbullah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian puncak hari lahir Nahdlatul Ulama ke-99 yang digelar di Surabaya dan Bangkalan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri juga telah menyelenggarakan webinar Internasional "Investasi Uni Emirat Arab (UEA) ke Indonesia: Akselerasi Investasi dari Timur Tengah", pada Rabu (9/2).

Kegiatan tersebut diselenggarakan bertujuan untuk menjaring masukan pengalaman tentang investasi Timur Tengah, serta memajukan hubungan ekonomi Indonesia, khususnya dari UEA.

Baca juga: Luhut sebut Indonesia masih jadi tujuan investasi

Pelaksana Tugas Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Teuku Faizasyah menyampaikan bahwa banyak peluang bagi komunitas bisnis di UEA dan Timur Tengah untuk peningkatan investasi mereka ke Indonesia. Hal ini juga diamini oleh Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Duta Besar Abdul Kadir Jaelani.

"Kedekatan pemimpin rakyat kedua negara menunjukkan nilai strategis UEA bagi Indonesia. Hubungan kedua negara diperkirakan akan semakin meningkat dengan adanya I-UAE CEPA yang dalam proses perundingan dan telah diratifikasinya Bilateral Investment Treaty antara Indonesia dan UEA tahun lalu," kata Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Dubes Abdul Kadir Jaelani dikutip dari website Kementerian Luar Negeri.

Indonesia berharap agar investasi dari Timur Tengah tidak hanya dilakukan pada sektor hidro-karbon, tetapi juga pada renewable energy, pengelolaan pelabuhan, pembangunan pusat logistik hingga store-chains.

Tantangan seperti penyediaan lahan, perizinan, transisi peraturan dan isu local content tetap ada. Namun, hal itu dapat diatasi dengan optimisme dalam mengembangkan bisnis dan menjaga hubungan baik kedua negara.

Baca juga: Luhut jajaki kerja sama investasi dengan Arab Saudi

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022