Benghazi (ANTARA News/Xinhua-0ANA/Reuters) - Putra pemimpin Libya Muamar Gaddafi, hanya dikenali dengan nama Khamis tewas dalam serangan udara NATO di kota barat Zlitan, yang juga menyebabkan kematian sekitar 30 orang lainnya, kata juru bicara pemberontak.

Khamis adalah komandan Brigade ke-32 Libya, salah satu kekuatan Gaddafi paling dapat diandalkan, yang telah dikerahkan di Zlitan, daerah perkotaan terbesar antara Misrata dan ibu kota Tripoli.

Pemerintah Libya dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejauh ini belum mengkonfirmasi kematian itu, yang beredar luas di Tripoli.

Berita-berita dari Benghazi, Libya, sebelumnya mengatakan, putra Muamar Gaddafi berusaha memecah belah faksi-faksi pemberontak Libya dan mengemukakan kepada satu surat kabar bahwa ia sedang berusaha menjalin aliansi dengan kolompok Islam menghadapi sekutu-sekutu liberal mereka.

Pernyataan Saif al-Islam Gaddafi itu dibuat dalam wawancara dengan surat kabar The New York Times, Kamis.

Pernyataan itu dipakai sebagai tanda bahwa kelompok pemimpin Libya itu berharap memanfaatkan perpecahan di kalangan pemberontak setelah pembunuhan komandan militer mereka pekan lalu.

Surat kabar itu mengutip pernyataan pemimpin pemberontak dari kelompok Islam yang mengonfirmasikan kontak dengan putra Gaddafi itu. Akan tetapi ia berjanji akan terus mendukung oposisi dan membantah ada perpecahan dengan sayap liberal pemberontakan yang sudah berlangsung enam bulan.

Pemberontak meraih kemenangan, Kamis, dengan menguasai dan membawa sebuah kapal yang berisikan kargo bahan bakar minyak milik pemerintah ke pelabuhan mereka.(*)

(Uu.H-AK/H-EN/H-RN) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011