Jakarta (ANTARA News) - Tujuh belas orang calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah lolos tahap pembuatan makalah, sekarang menjalani tes "profile assesment" untuk dapat melanjutkan ke tahap wawancara.

Ketua Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan KPK Patrialis Akbar di Jakarta, Selasa, mengatakan "profile assesment" terdiri dari tes psikologis dan perilaku, serta wawancara dan "focus group discussion" dimana 17 orang calon pimpinan KPK dibagi dalam dua grup.

Karena itu, ia menjelaskan, tes tahap ini berlangsung lama dari sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Ia mengatakan semua tahapan yang dilalui para calon pimpinan KPK ini sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditetapkan Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang berkaitan dengan cara Panitia Seleksi (Pansel) memilih calon pimpinan KPK.

Seperti pada proses seleksi calon pimpinan KPK sebelumnya, pansel menggandeng lembaga konsultan psikologis Dunamis dalam pelaksanaan "profile assesment" ini. Hasil dari tes ini rencananya akan diumumkan pada hari Jumat (5/8).

Ke-17 calon pimpinan KPK yang mengikuti "profile assessment" yakni Abdullah Hehahamua, Abraham Samad, Adnan Pandupradja, Anna Erliyana, Irjen pol (purn) Aryanto Sutadi, Bambang Widjojanto, Daniel Pangaribuan, Dharma Pongrekun, Egi Sutjiati, Sutan Bagindo Fachmi, Gazalba Saleh, Genades Panjaitan, Handoyo Sudrajat, Brigjen pol (purn) Idris, Sayid Fadhil, Yunus Husein, dan Zulkarnain.

Semua calon pimpinan KPK yang kini mengikuti "profile assessment" telah berhasil menyisihkan 125 orang peserta tes di tahapan pembuatan makalah, termasuk pimpinan KPK aktif Chandra M Hamsyah, Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja, dan Juru Bicara KPK Johan Budi yang gagal dalam tes tersebut.

Bagi ke-17 orang calon pimpinan KPK yang akan dinyatakan lulus ketahapan tes selanjutnya maka akan menjalani proses treking yang dilakukan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan wawancara dengan Pansel calon pimpinan KPK.

(V002/C004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011