Jakarta (ANTARA) -
PDI Perjuangan mendorong kader muda partai berjuang dalam politik untuk memastikan kebijakan negara demi membantu kepentingan rakyat.
 
Hal itu disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat mengikuti webinar bertema "Membangun Generasi Gotong Royong Dalam Semangat Kebinekaan", yang digelar Banteng Muda Indonesia (BMI), di Jakarta, Rabu
 
Hasto menyampaikan pesan Megawati Soekarnoputri kepada kader muda BMI agar kader muda merenungkan apa sebenarnya tujuan dalam berpolitik.
 
"Ibu Megawati memberikan pesan bahwa berpolitik itu sederhana, berpolitik itu bagaimana kita menggalang kekuatan rakyat yang punya cita-cita, punya mimpi, dan punya harapan yang mewujudkan dalam dukungan politiknya sehingga dengan kekuasaan politik itu kita akan mewujudkan kebijakan publik yang bisa membebaskan rakyat dari berbagai persoalan," kata Hasto dalam siaran persnya.

Baca juga: Sekjen DPP PDIP: Jabatan wakil menteri bukan bagi-bagi jabatan
 
Artinya, lanjut dia, para kader muda PDIP harus mendorong kebijakan negara agar rakyat menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, mendapatkan penghidupan layak, mendapatkan sandang, pangan, dan papan.

Hasto meminta kader BMI belajar dari tokoh-tokoh bangsa, seperti Bung Karno dan Bung Hatta.
 
Pada usia 16 tahun, Bung Karno sudah mempunyai cita-cita Indonesia merdeka. Itu berawal dari pertanyaan kritis mengapa Indonesia terjajah pada saat itu.
 
"Jadi anak-anak muda berpikirlah kritis seperti Bung Karno mempertanyakan suatu hal dan mencari jawaban. Belajarlah dari sosok yang telah berprestasi, Mas Ahok, Pak Anas Bupati Banyuwangi, Rudi Hartono, dan Susi Susanti yang mampu menampilkan kekuatan dalam bulu tangkis. Belajarlah dari mereka yang juara Olimpiade Matematika dan Fisika, belajar dari mereka yang mampu menjadi maestro kebudayaan Indonesia. Semuanya dicapai dengan perjuangan. Tanpa perjuangan tidak mungkin mencapai cita-cita," paparnya.

Baca juga: Sekjen DPP PDIP: "Presidential threshold" 20 persen syarat minimum
 
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebutkan ketika dirinya menjadi gubernur di Jakarta merasa bahagia walau gaji pejabat negara kecil dibanding menjadi pengusaha.
 
"Seperti kata Bu Mega, kalau mau menolong rakyat, ya kita gunakan kekuasaan untuk rakyat. Kita takkan mungkin menggunakan uang kita sendiri, uang kita sendiri takkan mampu menyelesaikan itu. Pengusaha takkan mampu menolong begitu banyak rakyat. Pengusaha itu uangnya terbatas. Maka harus dengan negara agar kebijakannya prorakyat," ujarnya.
 
Dengan jabatan gubernur, Ahok mengaku dirinya bisa membantu rakyat yang kurang mampu memenuhi kebutuhan harian.

Baca juga: Sekjen PDIP: TMP menjadi ruang intelektual bagi anak muda Indonesia
 
"Saya merasakan sukacita sebagai pengusaha, tak sebesar dengan ketika menjadi pejabat negara yang bisa melayani dan menolong rakyat. Sukacita menolong rakyat itu tak bisa dikalahkan oleh apa pun usaha sebagai pengusaha," kata Ahok.
 
Pada kesempatan itu, BMI menggelar aksi sosial berupa pemberian bantuan kepada warga pada masa pandemi. Salah satunya adalah bantuan vitamin dan obat-obatan kepada wartawan.
 
“Ini sebagai bentuk penghargaan kepada pers yang selalu berada di garda terdepan. Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Kami mengucapkan selamat Hari Pers Nasional 9 Februari 2022. Kawan-kawan pers merupakan pilar keempat demokrasi di Republik Indonesia tercinta ini, teruslah menjadi sinar," kata Ketua BMI Mochamad Herviano.
 
 
 
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022