Pentingnya "me time"

Me time ini sebetulnya tidak membutuhkan waktu yang lama dan panjang. Boleh beberapa menit saja untuk melakukan sesuatu yang memang untuk diri kita sendiri. Yang dilakukan itu memang karena kita ‘mau’, bukan karena kita ‘harus’,” kata Inez.

Me time bisa dilakukan dalam bentuk apapun, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda untuk menikmati waktu. Menurut Inez, me time bermanfaat untuk kesehatan mental diri sendiri sebab tidak selamanya hidup seseorang hanya dilakukan untuk orang lain.

Baca juga: Psikolog ingatkan generasi muda kontrol penggunaan media sosial

Memisahkan hal-hal yang bisa diubah dan yang tidak bisa diubah

Biasanya, banyak kasus orang mengalami overthinking atau berpikir berlebihan terkait dengan hal-hal yang tidak bisa diubah atau di luar kendali diri sendiri.

“Misalkan, situasi pandemi ini. Pandemi selesainya kapan, kita kan juga tidak bisa ubah, ya, kita tidak bisa kendalikan. Tapi, kita bisa melakukan hal-hal apa sih yang bisa kita ubah, lalu kita pisahkan,” kata Inez.

Ia menyarankan untuk menuliskan dalam kolom terpisah, daftar apa saja apa yang berada di bawah kendali pada sisi kolom kiri dan apa saja yang ada di luar kendali pada sisi kolom kanan.

“Pisahkan kedua hal itu dan fokus ke hal-hal yang ada di bawah kendali. Kalau misalkan kita tidak memisahkan ini, kepala kita jadi ruwet sehingga tidak terlalu merasa bahagia. Dengan memisahkan keduanya, ini juga bisa jadi bentuk self love,” terang Inez.

Baca juga: Spotify perbarui hub "Wellness" untuk mulai kebiasaan hidup sehat

Baca juga: Survei: Ada penurunan kualitas kehidupan pekerja saat pandemi

Baca juga: Marshanda ingatkan bahaya "self diagnosis" kesehatan jiwa

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022