Johannesburg (ANTARA News) - Hampir 200 badak telah dibunuh di Afrika Selatan pada paruh pertama 2011, dengan sebagian besar dibunuh di Taman Nasional Kruger, yang terkenal di dunia, kelompok lingkungan WWF melaporkan, Ahad.

Afrika Selatan telah kehilangan 193 badak dalam enam bulan pertama tahun ini, dengan 126 dari jumlah itu dibunuh di Kruger, salah satu dari daya tarik wisata utama di Afrika Selatan, kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan, laporAFP.

Tahun lalu tercatat 333 badak dibunuh di Afrika Selatan, yang menampung sekitar 70 persen dari populasi badak dunia.

"Perburuan tanpa izin telah dilakukan hampir tanpa pengecualian oleh para kriminal yang canggih, terkadang perburuan itu dari pesawat helikopter dan menggunakan senjata otomatis," Joseph Okoro, koordinator program badak Afrika WWF, menuturkan.

"Afrika Selatan telah melakukan perang terhadap kejahatan yang diorganisasikan yang berisiko membalikkan pencapaian konservasi yang ada, yang negara itu capai dalam seabad terakhir."

Keberhasilan Afrika Selatan dalam konservasi telah menjadikan negara itu sasaran dari geng-geng yang bersenjata baik. Militer negara itu tahun ini telah mulai mematroli Taman Nasional Kruger dalam upaya untuk menindak keras terhadap perburuan tanpa izin.

Pemerintah telah menangkap 123 orang yang diduga para pemburu liar sejauh ini tahun ini, dengan enam orang telah dihukum. Tapi upaya penegakan hukum yang telah ditingkatkan belum mengurangi kegiatan para pembunuh binatang liar itu.

Perburuan tanpa izin telah meningkat dari hanya 13 kasus pada 2007, peningkatan yang didorong oleh permintaan yang bertambah pada gading badak dalam obat-obatan tradisional Asia.

"Kami senang melihat penghukuman yang lebih berhasil terhadap para pemburu tidak sah," kata Morne du Plessis, kepala WWF Afrika Selatan.

"Penerapan hukuman yang keras terhadap kejahatan margasatwa seperti perburuan badak tanpa izin akan menunjukkan komitmen pemerintah Afrika Selatan untuk menjaga bagian penting dari warisan negara ini." (S008/C003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011