Paris (ANTARA News/AFP) - Gerakan pemberontak Libya telah mengadakan kontak tidak langsung dengan anggota rezim Muamar Gaddafi, dan mungkin akan siap untuk membolehkan pemimpin Libya itu tinggal di tanah airnya, di sebuah tempat terpencil.

Tapi, Mahmud Shammam, seorang juru bicara Dewan Transisi Nasional (NTC) pemberontak Libya, mengatakan kepada harian Le Figaro, Prancis, bahwa Gaddafi dan keluarganya harus setuju untuk meninggalkan kekuasaan dan tidak mengambil bagian dalam pemerintah pasca-revolusi.

"Ya, kontak sedang berlangsung dengan cara perantaraan, tapi perundingan itu tidak langsung. Pembicaraan itu kadang-kadang berlangsung di Afrika Selatan, terkadang di Paris, tempat Gaddafi belum lama ini mengirim seorang utusan untuk berbicara pada kami," katanya.

"Syarat kami tetap sama. Itu sepenuhnya melarang Gaddafi atau anggota keluarganya mengambil bagian dalam pemerintah mendatang. Kami sedang membicarakan dengan mereka mekanisme bagi pengunduran diri Gaddafi," katanya.

"Kami pikir bahwa ia sebaiknya menerima bahwa ia harus pergi, atau sedikitnya menerima bahwa ia mundur ke sebuah bagian terpencil Libya. Kami tidak melihat masalah dengan dia akan ke sebuah oasis Libya, di bawah pengawasan internasional," Shammam menambahkan.

Juru bicara itu mengatakan NTC, yang mewakili gerakan revolusi yang bermarkas di benteng pertahanan pemberontak Benghazi di Libya timur, siap untuk berunding dengan "teknokrat atau pejabat Libya tanpa darah di tangannya".

Tidak jelas, bagaimanapun, apa tanggapan pemberontak terhadap laporan mengenai pembicaraan yang dikoordinasikan dengan baik itu. Bulan lalu pemimpin pemberontak Mustafa Abdul Jalil mengatakan Gaddafi harus meninggalkan Libya sebagai prasyarat bagi perdamaian.

Dan di Benghazi pada Kamis, ketika ditanya mengenai pernyataan Shammam pada harian Le Figaro itu, wakil pemimpin NTC Abdel Hafiz Ghoga mengatakan pada AFP melalui seorang penterjemah: "Tidak ada kontak, langsung atau tidak langsung, dengan rezim Gaddafi".
(Uu.S008/S004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011