Tulang punggung jam'iyyah yang harus diberi perhatian khusus
Lampung (ANTARA) - Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mendorong muktamirin memberikan perhatian khusus pada pembinaan milenial dalam Muktamar ke-34 NU yang berlangsung di Provinsi Lampung.

"Era digital menuntut adaptasi dengan pemberdayaan dan percepatan keberperanan kaum milenial dalam membangun khidmah jam'iyyah," ujar Sekjen Majelis Alumni IPNU Asrorun Niam dalam keterangan tertulis yang diterima di Lampung, Rabu.

Niam mengatakan NU memiliki sejumlah tantangan seperti sejauh mana mengakomodasi dan mengoptimalkan generasi milenial sebagai daya ungkit kemajuan organisasi ke depannya.

Menurutnya, di tengah era disrupsi yang ditandai dengan perubahan yang begitu cepat, harus ada langkah radikal dalam mengintervensi generasi milenial NU, baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ruang partisipasi.

Baca juga: Said Aqil bersyukur Indonesia memiliki ulama yang nasionalis

Baca juga: Ketua PBNU: NU butuh pemimpin yang matang


Di samping itu, kata dia, Indonesia akan memasuki bonus demografi dengan jumlah usia produktif mendominasi total penduduk Indonesia.

Ia mengatakan jumlah anak muda khususnya generasi milenial pada rentang usia 16-30 akan berjumlah lebih dari 62 juta atau setara 24,6 persen dari total populasi sekitar 270 juta.

"Dari jumlah milenial tersebut, setidaknya 30 persen adalah kaum muda NU, lebih 20 juta jiwa. Inilah tulang punggung jam'iyyah yang harus diberi perhatian khusus," ujar Niam.

Niam juga mengajak kepada segenap alumni IPNU untuk menggeser pendekatan kaderisasi dan penempatan organisasi dari kompetisi ke pendekatan kolaborasi.

"Perlu revitalisasi nilai Ke-NU-an yang mengedepankan prinsip wasathiyah dan tasamuh dalam keseimbangan, antara norma dengan laku organisasi, dalam membangun hubungan intern organisasi dan antarorganisasi," kata dia.

Baca juga: Sejumlah kiai sepuh kawal Muktamar Ke-34 NU di Lampung

Baca juga: M Nuh berharap muktamar jadi momentum bangun SDM Indonesia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021