Hanya kecil saja persentasenya dan biasanya itu ringan
Jakarta (ANTARA) - Anggota Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Peralmuni Cissy Rachiana Sudjana Prawira Kartasasmita menyatakan terdapat dua jenis Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ringan yang kemungkinan dapat terjadi pada anak usai divaksinasi COVID-19.
 

“KIPI itu pasti ada ya. Tapi hanya kecil saja persentasenya dan biasanya itu ringan. KIPI itu ada dua, yang umum dan yang lokal,” kata Cissy dalam Siaran Pers Khasiat dan Keamanan Vaksin COVID-19 Untuk Anak 6-11 Tahun yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 

Cissy menuturkan kedua KIPI itu memiliki gejala yang berbeda. Pada KIPI secara lokal, gejala yang mungkin akan diderita oleh anak kemungkinan hanya berupa sakit di tempat yang menjadi titik suntikan hingga bengkak dan merah di area bekas suntik tersebut.
 

Sedangkan pada KIPI secara umum, pada dasarnya anak akan merasa lemas atau lelah. Kemudian ada kemungkinan pula anak mengalami sakit kepala, nyeri otot, merasa dingin, demam hingga mual.

Baca juga: Iriana Jokowi dan Wury Ma'ruf Amin tinjau vaksinasi anak di Bandung

Baca juga: IDAI luncurkan program Littleku kejar cakupan imunisasi anak

 

Menurut Cissy, apabila anak mengalami salah satu dari kedua jenis KIPI tersebut, orang tua tidak perlu khawatir sebab KIPI akan menghilang dalam waktu satu sampai tiga hari.
 

Ia menegaskan bahwa KIPI tidak selalu terjadi dan hanya sedikit anak merasakan hal tersebut karena kemungkinannya yang sangat kecil. Kalaupun terjadi, yang paling sering dirasakan hanya berupa lemas dan lelah.
 

“Itu semua bisa ada, bisa tidak. Oleh karena itu, sesudah diimunisasi anak harus dijaga, diobservasi. Kalau dia tidur terus seharian itu tidak normal. Tetapi kalau dia kelihatannya lebih banyak tidur dari sebelumnya, tapi masih dalam batas normal tidak apa-apa,” ujar dia.
 

Selanjutnya dia menyarankan jika anak mengalami demam yang tidak terlalu tinggi setelah imunisasi, ada baiknya orang tua tidak memberikan obat demam pada anak. Kecuali demam tersebut menyentuh angka 39 derajat celcius atau terdapat rasa sakit akibat bengkak.
 

Kemudian, diharapkan orang memeriksa anak setelah vaksinasi, karena biasanya anak tidak mau menggerakkan ataupun meluruskan tangan yang telah disuntik. Dia menjelaskan tangan anak harus tetap digerakkan agar aliran darah dalam tubuh tetap dapat berjalan lancar.
 

“Kalau sakit sekali, bengkak besar itu baru boleh diberikan obat. Jangan berikan obat sebelum dia disuntik atau saat pulang dan sebelum ada rasa sakit,” kata Cissy.


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
​​​​​​​#vaksinmelindungikitasemua

Baca juga: IDAI keluarkan rekomendasi terbaru untuk vaksinasi COVID-19 anak

Baca juga: IDAI: Teknis vaksinasi COVID-19 usia 6-11 tahun sama seperti remaja

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021