Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) anjlok 2,13 persen atau 607,87 poin menjadi berakhir di 27.937,81 poin
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang ditutup melemah tajam pada Senin, setelah penurunan suku bunga acuan pinjaman China gagal mengangkat sentimen investor, sementara penyebaran varian virus corona Omicron terus memicu kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di seluruh dunia.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) anjlok 2,13 persen atau 607,87 poin menjadi berakhir di 27.937,81 poin, merupakan persentase kerugian terbesar sejak 26 November. Indeks Topix yang lebih luas jatuh 2,17 persen atau 43,14 poin, menjadi menetap di 1.941,33 poin.

China memangkas suku bunga acuan pinjaman (LPR) untuk pertama kalinya dalam 20 bulan, dalam upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.

"Pemotongan suku bunga China adalah untuk membantu meningkatkan ekonomi, tetapi investor khawatir bahwa pertumbuhannya melambat sehingga negara perlu memangkas suku bunga," kata Ikuo Mitsui, fund manager di Aizawa Securities.

"Investor, yang memperkirakan pasar akan naik menjelang akhir tahun, juga menjual saham karena pasar bergerak ke arah yang berbeda."

Sentimen telah melemah setelah Federal Reserve AS mengatakan akan mempercepat pengurangan stimulus pembelian obligasi untuk mengakhiri program pada Maret.

Bank sentral Inggris mengejutkan pasar dengan menjadi bank sentral global besar pertama yang menaikkan suku bunga sejak pandemi menghantam ekonomi global.

Kekhawatiran atas dampak varian Omicron juga mengurangi selera risiko. Belanda melakukan penguncian pada Minggu (19/12/2021) dan kemungkinan lebih banyak pembatasan COVID-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru membayangi beberapa negara Eropa.

Di Jepang, semua 33 sub-indeks sektor di bursa jatuh, dengan sektor pialang memimpin penurunan.

Grup keuangan daring SBI Holdings anjlok 6,7 persen karena kelompok investor aktivis menjual semua saham mereka di Shinsei Bank ke SBI, yang memperoleh kendali atas bank tersebut.

Investor bisa saja tetap sebagai pemegang saham dan menuntut SBI untuk meningkatkan nilai Shinsei, kata seorang pelaku pasar. Saham Shinsei Bank juga jatuh 8,36 persen.

Saham rekan-rekan SBI tergelincir dengan Nomura Holdings kehilangan 5,96 persen dan Daiwa Securities jatuh 4,49 persen.

Baca juga: Saham Australia berakhir lebih rendah terseret sektor energi
Baca juga: Saham Jepang jatuh, tertekan Omicron, langkah "hawkish" bank sentral
Baca juga: Saham Asia dan harga minyak tertekan penyebaran cepat varian Omicron

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021