Jakarta (ANTARA News) - Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) kembali menjadi pusat perhatian dunia. Komplek bangunan di kawasan Senayan, Jakarta Selatan itu sedang melangsungkan event akbar, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-18.

Sejak didirikan pada 1992, JCC menjadi langganan ajang internasional dan tempat bertemu para petinggi pemerintahan berbagai negara di dunia sejak, bahkan pernah menjadi tempat berkumpul 62 kepala negara dari seluruh dunia dalam ajang KTT Non Blok ke -10 di Jakarta.

Sering menjadi tempat perhelatan acara kenegaraan internasional, tidak lantas membuat JCC berleha-leha menggelar KTT ASEAN yang berlangsung dari 4 hingga 8 Mei mendatang.

Menurut Mirtha Sari Nugroho, Public Relations Executive Balai Sidang Convention Center, pertemuan antarnegara seperti KTT ASEAN selalu istimewa.

"Yang berbeda tekanannya, karena ini acara seperti ini melibatkan para kepala negara," kata Mirtha kepada ANTARA News, Jumat.

Oleh karena itu, kata Mirtha, persiapan untuk menyelenggarakan acara seperti itu berbeda dari persiapan untuk acara-acara lainnya.

Di antara persiapan khusus yang harus dibenahi adalah mempersiapkan ruangan khusus untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kamar Khusus Presiden

"Dari dulu kan kita memang telah siapkan ruangan khusus presiden...sejak masa Soeharto," cerita Mirtha yang telah bekerja di JCC sejak 2003 silam.

Ruangan khusus untuk presiden itu terletak di area Plenary Hall. Sayang, ketika akan diambil gambarnya oleh Antara News, ruangan itu telah dijaga ketat oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sehingga sejepret foto pun tidak bisa.

Dari penurutan Mirtha, ruangan khusus presiden itu terdiri dari ruangan duduk yang diisi sepuluh sofa, kemudian ruang kerja, ruangan makan, kamar tidur dan toilet pribadi.

"Seperti kamar hotel lah," seloroh Mirtha.

Ruangan pribadi itu akan digunakan presiden untuk beristirahat di sela-sela KTT ASEAN. Di dalam ruangan itu manajemen JCC juga telah menyediakan cemilan khusus kesukaan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Beliau suka cemilan yang sederhana seperti rebus-rebusan dan panganan tradisional," kata Mirtha. "Misalnya ubi rebus, kacang rebus, dan ongol-ongol. Kami sudah menyiapkan semua panganan itu untuk beliau."

Selain menyiapkan ruangan pribadi dan cemilan untuk Presiden Yudhoyono, pihak JCC juga menyiapkan hidangan utama untuk para kepala negara dan pemerintahan ASEAN yang mulai bersidang esok Sabtu.

Tapi untuk urusan yang satu ini, mereka tidak perlu pusing karena Ibu Negara, Ani Yudhoyono, sendiri turun tangan untuk menentukan menu yang harus dihidangkan untuk para tetamu penting negara itu.

Ala Bu Ani

"Ibu Ani sendiri yang menentukan menu apa saja yang akan dihidangkan mulai tanggal 7 sampai 8 Mei di KTT ASEAN ini," kata Mirtha lagi.

Untuk menentukan menu makanan itu pihak JCC terlebih dahulu didatangi pengurus Istana Kepresidean yang bertugas menyeleksi menu yang ditawarkan JCC.

"Menu yang telah diseleksi itu lalu kami bawa ke Istana untuk dicoba dan ditentukan sendiri oleh Ibu Ani," kata Mirtha.

Nah, menu hidangan yang telah ditentukan oleh Ibu Negara itu yang kemudian akan dihidangkan kepada seluruh kepala negara dan pemerintahan seantero ASEAN yang mulai berdatangan esok Sabtu.

Santapan yang ditentukan Ani Yudhoyono itu akan meliputi menu utama dalam santap siang dan santap malam seperti hidangan pembuka, sup, hidangan utama dan pencuci mulut.

Mungkin demi menanamkan kesan yang abadi tentang KTT ASEAN, Ibu Negara merasa harus turun tangan sendiri untuk menjamu para pembesar negara-negara ASEAN.

Bagi Mirtha sendiri, semua acara yang digelar di JCC sama pentingnya. Ia juga berharap para pemimpin negara bisa terus menjaga kedamaian dan ketentraman negeri ini agar semakin banyak event internasional digelar di Indonesia.

"Yang penting aman aja deh. Biar JCC bisa terus dipercaya menjadi tempat pertemuan tingkat internasional," pungkasnya penuh harap. (*)

Oleh Liberty Jemadu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011