Jakarta (ANTARA) - Pelaku kejahatan siber sudah sejak lama mengincar kotak pesan surat elektronik, terutama untuk email bisnis, untuk mencuri data.

Salah satu serangan yang sering ditemui, menurut Kaspersky, dikutip Minggu, adalah Business Email Compromise melalui metode phishing. Peretas akan bisa mengakses email pengguna melalui serangan tersebut.

Baca juga: Perbankan perlu tingkatkan keamanan di tengah serangan kejahatan siber

Tentu hal tersebut sangat berbahaya jika email mengandung data yang sensitif, misalnya laporan keuangan perusahaan.

"Dalam beberapa kasus, studi yang cermat atas laporan keuangan juga dapat memberikan peluang untuk manipulasi bursa saham," kata pakar keamanan di Kaspersky, Roman Dedenok dikutip Minggu.

Penjahat siber bisa mendapat informasi tentang bisnis perusahaan sampai menyerang mitra perusahaan berbekal data laporan keuangan tersebut.

Agar tidak terjadi, Kaspersky menyarankan email-email berikut segera dihapus dari kotak surat.

Baca juga: Kejahatan siber masih terus menghantui konsumen Indonesia

1. Data otentikasi
Beberapa perusahaan masih mengirimkan kata sandi melalui email ketika karyawan mereka menyetel ulang kata sandi untuk masuk ke laman kerja mereka. Terkadang karyawan juga mengirim informasi login dan kata sandi.

Pesan seperti ini menjadi incaran peretas, mereka mendapatkan tambahan untuk melakukan rekayasa sosial dan meluncurkan serangan lainnya.

2. Notifikasi layanan online
Pengguna internet akan mendapatkan email dari layanan digital yang mereka ikuti, apakah pembaruan kebijakan sampai pemberitahuan untuk menyetel ulang kata sandi.

Sekilas pesan seperti ini tidak menarik, namun, bagi peretas email seperti itu menunjukkan layanan apa saja yang digunakan korban. Dalam banyak kasus, peretas akan meminta perubahan kata sandi pada layanan sehingga korban akan kehilangan akses ke akunnya.

Baca juga: Tiga tipe pengguna yang mudah jadi korban penipuan siber

3. Dokumen pribadi
Pengguna email perusahaan sering menggunakan kotak pesan email layaknya penyimpanan cloud, yaitu untuk menyimpan berkas pribadi seperti paspor, kartu identitas, pembayaran pajak atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan atau perjalanan bisnis.

Kaspersky menyarankan segera hapus pesan tersebut dan hanya menyimpan dokumen penting di penyimpanan terenkripsi.

4. Dokumen bisnis
Email menjadi tempat pertukaran dokumen perusahaan dengan kolega dan sangat menarik bagi peretas.

Seperti yang dicontohkan sebelumnya, laporan keuangan bisa menjadi jalan masuk penjahat siber untuk melancarkan serangan lainnya terhadap perusahaan.

5. Data pribadi orang lain
Secara tidak sadar, email juga menyimpan data pribadi orang lain seperti CV dan pendaftaran.

Hapus pesan-pesan seperti itu tidak hanya dari kotak masuk, tapi, juga dari folder pesan yang terkirim dan pesan yang dihapus.

Demi keamanan, gunakan lapisan keamanan tambahan seperti menyalakan autentikasi dua langkah pada email.


Baca juga: Tokopedia siap laporkan penjual produk kesehatan palsu ke polisi

Baca juga: Survei: Kejahatan siber bisa datang dari perangkat IoT non-bisnis

Baca juga: Studi: 60 persen UKM Indonesia alami pencurian informasi

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021