Kuala Lumpur (ANTARA) - Ribuan tentara dan polisi melakukan pencoblosan pada pemilihan awal Pemilihan Umum Negara Bagian Melaka, Malaysia, yang berlangsung di 24 pusat pemilihan, Selasa.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum Malaysia (SPRM) Pemilu awal diikuti sebanyak 11.557 pemilih yang terdiri dari pegawai dan anggota petugas keamanan yang terdiri atas 9.217 anggota tentara dan pasangan serta 2.340 anggota polisi.

Sedangkan Pemilu bagi masyarakat umum bakal berlangsung 20 November 2021.

Pemilu diikuti oleh tiga koalisi yakni Barisan Nasional (BN) yang terdiri atas UMNO, Partai China Malaysia (MIC) dan Kongres India Malaysia (MIC), Perikatan Nasional (PN) terdiri atas Partai Pribumi Bersatu dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) serta Pakatan Harapan (PH) terdiri dari Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Amanah Negara dan Partai Aksi Demokrasi (DAP).

Pemilu di tengah kekhawatiran peningkatan penularan COVID-19 tersebut dilaksanakan akibat pembubaran Dewan Undangan Negeri (DUN) (gabungan DPRD dan Pemprov) Melaka pada 4 Oktober lalu.

Pemerintahan yang dipimpin oleh UMNO tersebut tumbang akibat penarikan dukungan dari empat anggota DUN termasuk tiga dari UMNO sendiri.

Sejumlah pimpinan partai koalisi yakni mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin (PN), Anwar Ibrahim (PH) dan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi serta mantan Perdana Menteri Najib Razak (BN) turun langsung ikut berkampanye di Melaka.

Pelaksanaan kampanye juga diwarnai saling serang antar partai koalisi terutama di dunia maya dengan pembuatan meme, infografis dan broadcast melalui Whatsapp.

Gabungan partai yang mau membentuk pemerintah negara bagian perlu menang sekurang-kurangnya 15 dari  28 kursi dalam Dewan Undangan Negeri Melaka.

Baca juga: Pakatan Harapan tolak Pemilu di Melaka hanya untuk pemilih bervaksin
Baca juga: PH tetapkan Anwar Ibrahim sebagai calon perdana menteri Malaysia
Baca juga: Mahathir sesalkan Pemilu Sabah bikin COVID-19 melonjak

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021