Ini memprihatinkan. Anak biasanya bisa terkena diabetes tipe I, jadi berhubungan dengan autoimun karena saat ini mereka lebih suka makanan manis-manis atau yang instan kan.
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengkhawatirkan diabetes dapat mengenai anak-anak Indonesia akibat pola makan yang tidak sehat untuk dikonsumsi seperti banyak mengonsumsi makanan manis atau instan.

“Ini memprihatinkan. Anak biasanya bisa terkena diabetes tipe I, jadi berhubungan dengan autoimun karena saat ini mereka lebih suka makanan manis-manis atau yang instan kan,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti saat ditemui ANTARA di Jakarta, Selasa.

Nopian menuturkan, saat ini sebagian besar anak bangsa lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti permen, minuman dalam kemasan, buah kering yang memiliki kadar gula tinggi serta makanan cepat saji dibandingkan makan makanan yang berasal dari bahan alami seperti ayam kampung maupun sayur-sayuran.

Baca juga: Senam sehat bantu hindari diabetes pada lansia tingkatkan kebahagiaan

Konsumsi makanan tak sehat dalam waktu yang sering, kata dia, menyebabkan anak tidak memperhatikan asupan gula yang dimakan dan merasa lebih nyaman untuk memakan makanan yang manis dibandingkan dengan makanan yang dirasa sedikit pahit.

Nopian menegaskan bahwa peran orang tua dalam menjaga asupan makanan anak menjadi hal yang sangat penting. Orang tua perlu menjadi kreatif dalam membuat berbagai macam menu makan yang sehat sehingga anak bisa terhindar dari diabetes maupun stunting (kekerdilan).

Ia juga mengatakan, penting bagi orang tua untuk memeriksakan kesehatan apabila diabetes pernah menjadi penyakit turunan di dalam keluarga atau memeriksakan riwayat infeksi virus, sehingga kesehatan pada anak dapat lebih terpantau.

“Itulah hal-hal yang dapat memicu anak anak terpapar diabetes. Makanya, atas dasar itu peran orang tua dalam pengasuhan anak sangat penting. Orang tua berperan dalam pengaturan pemberian gizi anak,” ujar Nopian.

Baca juga: BKKBN: Diabetes yang diderita lansia tergantung pola asuh keluarga

Untuk membantu orang tua mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, Nopian menjelaskan BKKBN memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB) yang merupakan kelompok kegiatan bagi anggota keluarga yang memiliki balita dan anak melalui stimulasi fisik dan mental intelektual.

BKB juga dapat membantu orang tua untuk menstimulasi emosional, spiritual, sosial dan moral pada anak juga kelompok yang tergabung dalam program itu karena kegiatan BKB menitikberatkan pada pembinaan orang tua dan anggota keluarga yang memiliki balita dan anak melalui Kartu Kembang Anak (KKA).

Nopian berharap, orang tua dapat lebih memperhatikan setiap makanan yang dikonsumsi oleh anak dan dapat memanfatkan program BKB dengan baik untuk dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak menjadi generasi bangsa yang sehat dan cerdas.

“Kita memberikan pembinaan pada keluarga yang memiliki balita dan anak yang memanfaatkan kartu kembang anak. Ini sebagai alat kontrol untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan anak dan sudah lama dijalankan,” kata dia.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021