segala urusan masih berada di tangan orang-orang Amerika, agen-agen mereka dan dan tentara-tentara mereka"
Nicosia (ANTARA News) - Orang kedua di Alqaeda Nomor yang juga pria kelahiran Mesir, Ayman Al-Zawahiri mengatakan bahwa AS tengah mendudukkan rezim baru yang simpatik  di Tunisia dan Mesir, dan menyeru kaum muslim untuk bangkit melawan "penyiksa" dan "penyerang".

Lembaga pemantau SITE, Senin, mengungkapkan bahwa Zawahiri telah mengeluarkan seri pesan audio ketiganya menyangkut revolusi di dunia arab, yaitu berkaitan dengan kejatuhan rezim di Tunisia dan pemerintahan Hosni Mubarak di Mesir.

Bertentangan dengan  Washington, Zawahiri juga mengatakan warga Tunisia harus melawan "penjajah Prancis" dan mendirikan sebuah rezim yang menjadi model bagi saudara-saudara semuslim mereka.

AS telah meninggalkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali pada pertengahan Januari ketika sudah jelas rezim itu tak lagi bisa diandalkan AS, kata wakil buron sejagat Osama Bin Laden itu.

"Bagaimanapun, segala urusan masih berada di tangan orang-orang Amerika, agen-agen mereka dan dan tentara-tentara mereka," kata Zawahiri.

Hal yang sama juga terjadi di Mesir, kata Zawahiri dalam pesan yang direkam sebelum Mubarak digulingkan pleh militer pada 11 Februari seiring dengan maraknya protes massal selama dua pekan.

Zawahiri mengatakan model sekuler baru tengah diciptakan di bawah sepak terjang Mohamed El Baradei, mantan kepala badan energi atom PBB yang berbasis di Wina (IAEA).

"Saya tak tahu dimanakah kantor pusat pemerintahan transisi nantinya didirikan - di Kairo, Wina atau New York-kah?" katanya.

"Albaradei adalah seorang alternatif yang selaras dengan sistem internasional, bisa memenuhi kepentingan-kepentingan sistem itu dan memberi kaum miskin dan lemah sedikit kebebasan dan kemerdekaan," katanya dalam pesan itu.

"Tapi Mesir tetap menjadi basis untuk penyeru Perang Salib dan mitra utama Amerika dalam perang melawan Islam atas nama perang melawan teror, dan pelindung dari perbatasan selatan entitas zionis (Israel)."

Dengan menyebut "kebebasanm dan kehormatan" untuk bangsa Mesir, Tunisia, dan semua bangsa muslim, Zawahiri berkata, "Ketahuilah jalan masih panjang dalam rangka membebaskan ummat kita dari kaum penyiksa dan penyerang".(*)

AFP/Yudha

Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011