Kerendahan hati sang jawara

Menjadi atlet nasional tentu menjadi kesempatan untuk dikenali banyak orang. Tapi ketenaran yang ada pada diri Hanifan tidak membuat lelaki ini sombong sedikit pun.

Pemuda 24 tahun tersebut selalu ramah dan mudah senyum kepada siapa saja. Bahkan, sekalipun berdarah-darah usai bertarung di atas gelanggang, senyum dan hormat selalu dia berikan kepada lawan-lawannya.
Pipiet Kamelia sujud syukur usai menang di final cabang olahraga pencak silat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)


Contohnya, saat Hanifan menghadapi Mohamad Pandu Wijaya dari Jawa Timur pada babak penyisihan.

Dalam pertandingan itu, Hanifan memang menjadi pemenang. Namun, kemenangan itu harus dibayar mahal setelah dia berdarah-darah mendapat pukulan dari lawannya.

Pada laga itu, Hanifan harus beberapa kali mendapat tindakan medis. Darah bercucuran tidak henti keluar dari mulutnya, akibat terkena pukulan Pandu Wijaya.

Hebatnya, setelah laga selesai dan dinyatakan menang. Hanifan langsung memeluk lawannya. Tidak hanya itu, sikap kesatrianya kembali ditunjukkan di hadapan pelatih lawan.


Baca juga: Jeni Elvis Kause sumbangkan satu medali emas untuk NTT

Hanifan datang ke arah sudut biru tempat dua pelatih Jawa Timur duduk, demi memberikan penghormatan. Bahkan, dia meminta pipinya dipukul sebagai tanda sebuah penghormatan.

Tentu saja sikap dan tindakan ksatrianya ini beroleh tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang memadati GOR Toware.

Baginya, silat bukan hanya soal pertandingan dan baku hantam, karena lebih dari itu, silat adalah silaturahmi.

"Silat itu sesuatu yang sakral dan bersifat silaturahmi," kata dia.

Hanifan menganggap siapa saja boleh baku hantam di atas gelanggang. Tapi begitu wasit membunyikan gong tanda pertandingan selesai, maka semuanya menjadi teman dan sahabat.

Sementara itu, Pipiet Kamelia mengatakan menjadi pasangan suami istri dan sama-sama meraih medali emas PON Papua adalah hal yang begitu spesial.

Apalagi, keduanya pernah sama-sama mengharumkan nama Indonesia dalam Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Baik Hanifan maupun Pipiet, masa itu adalah masa saat mereka membuat bangga Indonesia karena telah menyumbangkan medali emas untuk ibu pertiwi.

Kini, pada PON edisi ke-20 mereka kembali menorehkan catatan sejarah dengan menjadi pasangan suami istri yang berjaya dan merebut medali emas.

Baca juga: Jawa Barat tambah dua medali emas dari pencak silat PON XX

pernah viral ....

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021