Jayapura (ANTARA) - Pertandingan ekshibisi modern pentathlon Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua di Yonif 751 Sentani, Kabupaten Jayapura, 8-9 Oktober hanya mempertandingkan tiga dari lima disiplin cabang olahraga yakni renang, lari dan menembak.

"Ada beberapa alasan kenapa hanya dipertandingkan tiga cabang. Pertama, karena ini levelnya PON atau regional jadi boleh hanya melombakan tiga nomor saja. Kedua, karena ini level kejuaraannya untuk atlet pelapis (level 2)," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Modern Pentathlon Indonesia (PP MPI) Castor J. Tindage dalam keterangan resminya, Kamis.

Menurut dia, ada dua cabang olahraga yang dipertandingkan yakni anggar dan berkuda. Adapun nomor yang dipertandingkan adalah triathle putra putri, laser run putra putri, mix relay triathle, dan mix relay laser run.

Baca juga: Modern Pentathlon PON Papua jadi ajang persiapan Asian Games 2022

"Untuk menggelar perlombaan anggar dan berkuda biayanya sangat besar. Karena yang wajib untuk melombakan lima disiplin cabang hanya kejuaraan multievent level Asian Games ke atas," katanya menambahkan.

Terkait dengan persiapan pertandingan, pria yang juga menjadi Technical delegate cabor modern pentathlon mengaku semuanya berjalan sesuai dengan tahapan.

"Saat ini kami sedang menyiapkan venue pertandingan, dan telah selesai technical meeting. Sehari sebelum eksibisi dimulai venue akan di uji coba lapangan oleh para peserta untuk tiga disiplin cabang," katanya menambahkan.

Baca juga: Persaingan cabang pentathlon PON Papua hanya pada empat daerah
Baca juga: 34 atlet ikuti eksibisi modern pentathlon PON Papua


Terkait dengan peserta, Castor J. Tindage mengatakan ada 34 atlet dari delapan provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua yang terlibat. Hanya saja atlet yang turun adalah level dua (atlet daerah atau atlet SEA Games yang belum mendapatkan medali).

Atlet dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan (Sulsel) diprediksi bakal bersinar pada kejuaraan empat tahunan ini.

"Sulsel diperkuat atlet Asian Games 2018. Tapi, itu kan sudah tiga tahun lalu, mungkin saja dia kehilangan momentum karena tidak ada kejuaraan pada saat pandemi ini. Lalu DKI Jakarta juga turun dengan kekuatan penuh. Mereka ditangani oleh pelatih timnas. Lalu, Jawa Timur ada atlet SEA Games, begitu juga Jawa Barat. Jawa Barat ditangani oleh peraih emas SEA Games 2019 Muhamad Taufik. Jadi mereka menguasai program dan seluk beluk latihan," katanya menerangkan.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021