Jakarta, 20/12 (ANTARA) - Beberapa inovasi pengelolaan hasil hutan baik kayu maupun bukan kayu dimuat dalam buku "102 Inovasi Indonesia - 2010" yang diterbitkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi bersama Business Innovation Center (BIC). Buku tersebut memuat 102 karya inovasi dalam berbagai aspek atau bidang, di antaranya terkait dengan pengelolaan hasil hutan. Inovasi di bidang kehutanan akan mendukung pengembangan diversifikasi pengelolaan hasil hutan, baik kayu maupun bukan kayu.

     Inovasi pengelolaan hasil hutan yang dimuat dalam buku "102 Inovasi Indonesia-2010" antara lain :
     a. Pemanfaatan limbah kayu dan anyaman bambu betung sebagai bahan baku papan komposit berkualitas tinggi. Keunggulan inovasinya menghasilkan papan komposit yang ramah lingkungan, dapat menjadi substitusi kayu lapis dengan kualitas baik dan tahan terhadap serangan rayap, diversifikasi pemanfaatan bambu bernilai tambah tinggi, serta menghidupkan ekonomi petani bambu.
     b. Membuat gedhek modern. Dengan inovasi pengolahannya, bambu dapat digunakan sebagai substitusi kayu keras yang semakin langka. Keunggulan inovasinya menghasilkan produk perekatan bambu berbentuk papan bambu atau balok bambu yang dikenal sebagai bambu lamina atau bambu lapis
     c. Barcoding berbasis Deoxyribonucleic Acid (DNA) untuk lacak balak kayu tropis. DNA yang diekstrak, diisolasi dan diamplifikasikasi dari kayu (log) bersifat unik sehingga bisa digunakan untuk melacak aliran kayu dengan membandingkan informasi DNA kayu yang diselidiki dengan basis data DNA kayu di tempat asalnya. Informasi DNA ini dapat diintegrasikan pada sistem tata usaha kayu seperti pelabelan dengan barcode.
     d. Mesin pemilah kayu konstruksi. Mesin ini bisa menggantikan mesin penguji yang masih diimpor dengan harga yang tinggi dan dapat memberikan penanda mutu pada semua jenis kayu tanpa merusaknya.
     e. Bioinduksi : teknologi rekayasa produksi Gaharu dengan induksi Jamur Fusarium. Gaharu adalah resin wangi bernilai tinggi sebagai hasil dari infeksi jamur Fusarium pada pohon penghasil Gaharu dari keluarga Thymeleaecea. Inovasi bioinduksi ini dapat melipatgandakan produksi Gaharu yang akan berdampak positif bagi masyarakat pengumpul Gaharu, sekaligus melestarikan pohon penghasil Gaharu di alam.
     f. Papan partikel tanpa perekat sintesis (Binderless Particle Board) dari limbah industri perkayuan dan pertanian. Inovasi ini mengembangkan proses pembuatan papan partikel tanpa menggunakan perekat. Papan partikel yang dihasilkan memiliki sifat fisis dan mekanis yang cocok digunakan untuk bagian interior yang tidak menerima beban tinggi, dan karena tidak menggunakan perekat formaldehida maka aman bagi kesehatan.
     g. Penerapan teknik guludan dalam penanaman mangrove pada lahan yang terendam air masin yang dalam. Teknik guludan diterapkan untuk melestarikan hutan bakau pada lahan yang tergenang air cukup dalam, baik yang berarus tenang maupun yang berarus keras. Teknik ini dapat mengembalikan hutan bakau yang rusak terabrasi.
     h. Panel sandwich dari bambu untuk komponen pra-pabrikasi. Panel sandwich adalah produk komposit yang terdiri dari lapisan tipis kayu lapis berkekuatan tinggi di sebelah luar, direkat dengan lapisan inti (core) di bagian tengah yang lebih tebal yang terbuat dari potongan bambu-bambu yang disusun secara vertikal. Produk ini selain ringan, memiliki rasio kekuatan dan kekakuan yang tinggi, sehingga dapat diaplikasikan untuk dinding, lantai, maupun plafon suatu bangunan.

     Karya inovasi di atas menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan bermanfaat untuk mengatasi kelangkaan kayu dari hutan alam, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Kementerian Kehutanan


Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010