Walau sudah divaksinasi, tetapi masih bisa meninggal
Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr dr Zubairi Djoerban mengatakan meski vaksinasi COVID-19 telah gencar dilakukan, namun jangan sampai terlena kebal virus.

Zubairi mencontohkan negara Israel dengan capaian vaksinasi 70 persen dari penduduknya, namun terdapat lonjakan kasus COVID-19 kembali.

“Vaksinasi tidak cukup mencegah masalah. Ternyata vaksin Moderna yang dipakai, bagus, begitu terserang varian Delta efikasinya turun 76 persen, dan Pfizer 42 persen,” ujar Zubairi dalam dalam webinar Vaccinate Our World bertema “Vaksinasi COVID-19 untuk Kita Semua,” yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Zubairi mengatakan di Indonesia sendiri, angka positifity rate telah menurun dari lebih dari 40 persen, menjadi kurang dari 11 persen. Sementara untuk wilayah DKI Jakarta sudah kurang dari dua persen, yang artinya amat kecil terjadi risiko penularan.

“Khusus Jakarta positify rate 1,7 persen. Dulu sampai 44 persen, sekarang amat sangat rendah. Indonesia juga turun ke 10 persen,” ujar dia.

Baca juga: IDI minta masyarakat tetap waspada meski kasus COVID-19 mulai menurun

Baca juga: Tim Mitigasi PB IDI: 730 dokter gugur akibat pandemi COVID-19


Meski demikian, angka kematian seminggu terakhir masih terbilang tinggi, yakni di angka 3.028. Zubairi berpesan agar Indonesia jangan sampai terlena dengan capaian vaksinasi.

Sebab menurutnya di Amerika, walaupun capaian vaksinasi dosis lengkap sudah diberikan kepada lebih dari 176 juta orang, nyatanya angka kematian mingguan akibat COVID-19 masih lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

“Walau sudah divaksinasi, tetapi masih bisa meninggal karena vaksin COVID-19 belum melindungi 100 persen, sehingga diperlukan booster ketiga untuk melindungi,” ujar dia.

Baca juga: Satgas IDI: Selain DKI dan Bali, capaian vaksinasi kurang 20 persen

Baca juga: IDI rekomendasikan vaksin penguat bila kekebalan kelompok gagal



#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungkitasemua

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021