Paris (ANTARA News) - Jorge Lorenzo berhasil melakukan sesuatu yang bagi sebagian pembalap lain masih merupakan misi yang hampir mustahil, yaitu mengalahkan Valentino Rossi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP.

Namun, keberhasilan itu dibayangi oleh tragedi tewasnya salah seorang talenta paling bersinar di sirkuit balap dunia, Shoya Tomizawa di kelas moto2.

Pada seri pembuka di Sirkuit Losail Qatar, Lorenzo masih harus menghirup asap Yamaha M1 Rossi, tetapi pada seri berikutnya di Jerez, ia balas mengasapi Rossi yang terpaksa finish di tempat ketiga dengan hanya terpaut 0,890 detik.

Podium pertama di Jerez adalah awal dari rentetan kemenangan dan podium finish yang selalu berhasil ditapaki Lorenzo sehingga membuatnya berhak atas gelar juara dunia lebih awal, meskipun masih ada tiga seri lagi yang akan dipertandingkan.

Tercatat Lorenzo berhasil naik podium di semua seri, kecuali di GP Aragon dan GP Jepang dimana ia hanya menduduki posisi keempat, dengan raihan 383 angka.

Raihan poin Lorenzo musim ini juga berhasil mencatatkan dirinya dalam daftar pemecah rekor MotoGP sebagai peraih angka terbanyak yang sebelumnya dipegang Rossi dengan angka 373. Kesemuanya itu mungkin tidak lepas dari kurang maksimalnya prestasi Rossi musim ini menyusul nasib naas yang menimpanya sewaktu mengalami kecelakaan pada sesi kualifikasi di Mugello, Italia.

Terlepas dari semua itu, perjalanan karir Lorenzo telah menari perhatian para sineas dan kemudian mengabadikannya dalam sebuah film pendek berdurasi 80 menit yang pemutaran perdananya diadakan dengan balutan karpet merah dan dihadiri sendiri oleh Lorenzo di Madrid minggu ini.

"Jorge" demikian judul film itu yang menceritakan tentang seorang anak muda dari lereng Mallorca yang berhasil mendaki mencapai puncak MotoGP dan menjadi satu-satunya orang Spanyol yang pernah meraih titel juara dunia balap motor setelah era Alex Criville pada 1999.

Melesatnya ketenaran Lorenzo digambarkan sekencang dan sedahsyat penampilannya di sirkuit.

Pemegang dua kali juara dunia 250cc ini naik ke kelas MotoGP pada 2008 di Qatar dimana ia langsung naik podium, dan pada tahun yang sama di seri GP Portugal ia berhasil meraih podium juara untuk pertama kalinya.

Di musim balap 2008 itu ia menduduki tempat keempat, dan di tahun berikutnya ia menduduki posisi runner-up dengan kemenangan empat kali, sebelum akhirnya berhasil menorehkan namanya dalam buku rekor MotoGP tahun 2010 dengan kemenangannya yang meyakinkan dan mengesankan.

Dani Pedrosa yang juga pembalap Spanyol berhasil menjadi runner-up musim ini dengan angka 138 mengungguli Rossi di tempat ketiga, suatu pencapaian yang terbilang luar biasa dari Rossi mengingat cedera yang dideritanya setelah kecelakaan di Mugello.

Rossi telah mengucapkan selamat tinggal pada tim Yamaha setelah ia mengikat kontrak untuk membela tim Ducati tahun depan.

Lorenzo memimpin badai sapu bersih pembalap Spanyol dalam gelaran balap motor dunia musim ini, dimana rekan-rekan senegaranya, yaitu Toni Elias berhasil menaklukkan kelas Moto2 bersama tim Moriwaki, dan Marc Marquez bersama tim Derbi berhasil menguasai kelas 125cc.

Hebatnya lagi runner-up musim ini di kelas 125cc juga diduduki oleh pembalap Spanyol, Nicolas Terol, yang memberi persaingan sengit terhadap Marquez sampai seri balapan terakhir di Valencia.

Tahun ini seharusnya bisa dicatat sebagai tahun terbaik pagelaran balap motor dunia seandainya tidak terjadi tragedi kematian tragis Shoya Tomizawa, pembalap muda Jepang berusia 19 tahun yang tewas karena mengalami kecelakaan mengerikan di kelas Moto2 San Marino 5 September lalu.

Dalam kata kenangannya bagi Tomizawa, Rossi berucap: "Shoya Tomizawa adalah pembalap hebat, ia lucu, selalu tersenyum dan baik kepada semua orang. Ia sangat muda, berbakat dan memiliki karir yang hebat di masa depan. Tapi apa hendak dikata, takdir berkehendak lain.?
(a032/Z002/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010