Sydney (ANTARA News/AFP) - Mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, pada hari Rabu tertawa menanggapi kritik tajam diplomat Amerika Serikat (AS) yang menyebutnya "orang yang haus kekuasaan, namun rawan kesalahan", dan mengatakan dirinya "tidak peduli".

Pengungkapan kawat diplomatik yang memalukan dan penting dari kedutaan besar AS di Canberra yang dilakukan oleh situs WikiLeaks dan dipublikasikan secara eksklusif oleh harian Sydney Morning Herald (SMH) pada Rabu.

"Saya yakin ada hal yang lebih buruk mengenai saya yang ditulis di masa lalu dan mungkin di masa datang, namun jujur kawan, saya tidak peduli," kata Rudd, yang sekarang menjabat sebagai menteri luar negeri dalam siaran televisi.

Ia menimpali, "Tugas saya adalah untuk bertindak sesuai dengan kepentingan nasional Australia sebagai menteri luar negeri Australia. Jujur, saya tidak peduli mengenai hal-hal semacam ini. Anda hanya perlu tahu itu."

Kedutaan Besar AS di Canberra menulis kabel diplomatik ke Washington DC mengenai Rudd, yang turun dari jabatannya sebagai perdana menteri pada Juni dan digantikan Julia Gillard.

Kabel itu mengungkapkan bahwa Rudd membuat kesalahan sendiri dalam kebijakan luar negeri karena keputusannya yang terburu-buru dan kecenderungannya untuk mengatur langsung suatu masalah.

Mantan duta besar AS untuk Australia, Robert McCallum, mengatakan kepada atasannya bahwa tindakan diplomasi Rudd "salah langkah", kebanyakan karena kecederungannya untuk "membuat keputusan tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan negara lain atau dengan lembaga dalam pemerintahan Australia sendiri".

Kebijakannya untuk menangani langsung suatu masalah menjadi tumpang tindih dengan menteri luar negerinya saat itu Stephen Smith yang menghasilkan kesalahan, termasuk pengumuman yang mendadak pada 2008 bahwa ia akan mendorong terciptanya kelompok Asia-Pasifik yang dicemooh di Asia.

Ia kemudian mengejutkan Jepang dengan mengatakan kepada mereka bahwa akan mengumumkan di Tokyo mengenai pembentukan komisi internasional mengenai pelucutan nuklir, tulis kabel diplomatik tersebut.

Rudd membuat kesal koleganya karena menjadi orang yang "haus kontrol" yang "terobsesi untuk mengatur peredaran media dibanding terlibat dalam pembuatan keputusan secara bersama-sama" demikian inti kabel diplomatik yang ditulis oleh SMH.

Ia juga "sangat tersinggung" dengan tindakan sekutu dekat Australia, yaitu AS pada 2008 saat  meminta secara agresif suatu pertemuan dengan Presiden George W. Bush di Washington, namun tiba-tiba dibatalkan dua hari kemudian, tulis SMH.

McCallum membuat kondisi makin buruk dengan megatakan bahwa kecorobohan Ruud diikuti oleh apa yang Washington nilai atas Rudd bahwa ia "mementingkan diri sendiri dan membocorkan suatu hal dengan tidak akurat" tentang rincian pembicaraan telepon pada Oktober 2008 antara Bush dan Rudd.

Harian itu melaporkan bahwa pada saat itu Rudd mengatakan kepada kenalannya bahwa "tertegun mendengar Bush berkata, "Apakah G20 itu?`," menjelang pertemuan kunci kelompok kekuatan ekonomi tersebut saat awal krisis ekonomi global.

Rudd menunjukkan "penilaian yang sangat buruk dengan mencoba memberikan penjelasan yang rinci dengan mengorbankan hubungan yang sangat penting bagi Australia" ketika menanggapi komentar tulisan yang membuat Bush terlihat bodoh, kata McCallum.

Duta Besar AS untuk Australia saat ini, Jeffrey Bleich, menolak untuk berkomentar mengenai kawat diplomatik yang bocor itu dan hanya mengatakan bahwa hal itu bukanlah opini kebijakan AS, namun hanyalah "ekspresi pribadi pada saat tertentu".

Rudd, mantan diplomat yang dapat berbahasa Mandarin, dikenal sebagai orang yang gila kerja, mengabaikan kritik pedas mengenai diplomasinya dari negara-negara mitra utamanya dengan mengatakan hal tersebut "tidaklah berdampak apa pun."

Ia berkomentar, "Saya masih menantikan kabel diplomatik yang menuliskan bahwa Kevin Rudd adalah pria yang santai, ia minum bir setiap malam, menertawakan semua lelucon, dan yang paling penting adalah melakukan semua yang kami inginkan untuk ia lakukan."

"Dan Anda tahu? Saya tidak berpikir hal-hal itu pernah ditulis. Dan, coba terka? Saya sama sekali tidak menyukainya, dan jujur saya juga tidak peduli," katanya kepada wartawan, layaknya dikutip AFP.

SMH mengatakan, pihaknya telah mendapat ratusan dokumen WikiLeaks yang mengungkapkan penilaian kedubes AS mengenai Australia, namun belum mempublikasikan seluruhnya.
(Uu.KR-DLN/H-AK/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010