Singkawang (ANTARA News) - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Semelagi Kecil Hilir, Singkawang Utara, Sabtu, melaksanakan kegiatan membasmi hama tikus dan keong mas.

"Perkembangbiakan tikus dan keong mas sangat cepat, kalau tidak melakukan secara serentak secara intensif maka serangan hama tersebut sulit dikendalikan," jelas Camat Singkawang Utara, Momi.

Camat berharap kepada petani agar kegiatan Pengendalian Hama Tikus (PHT) di Semelagi Kecil Hilir dilaksanakan sebelum musim tanam dan secara kontinyu.

Menurut dia, ancaman hama tikus pada tanaman padi akan semakin besar jika tidak dikendalikan.

Salah satu upaya pengendaliannya lewat "gropyokan" tikus.

"Cara ini cukup efektif dibanding memakai pestisida, karena bisa memutus mata rantai perkembangbiakan tikus," jelasnya.

Momi minta kepada para petani dan kelompok tani menggiatkan gropyokan tikus menyusul semakin merebaknya serangan hama pengerat padi tersebut.

Pasalnya, kata dia, serangan hama tikus mengakibatkan kerugian cukup besar bagi para petani.

Binatang ini memakan batang tanaman padi yang berumur satu pekan hingga dua bulan, sehingga produktivitas padi terganggu.

Lurah semelagi Kecil, Aini, mengatakan serangan hama tikus dirasakan mulai mengkhawatirkan. Meski masih tergolong ringan, namun mengingat perkembangbiakan tikus yang sangat cepat, maka para petani diharapkan rutin melakukan aksi gropyokan di sawah.

"Serangan hama tikus sudah menjadi rutinitas tiap musim tanam. Petani diminta langsung melakukan aksi pencegahan sebelum serangan hama tikus itu meluas," katanya.

Dia berharap, gropyokan tersebut dapat mengurangi populasi maupun serangan hama tikus terhadap tanaman padi.

Petugas Penyuluh Lapangan Kelurahan Semelagi Kecil, Nurfitriani mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi serta mengendalikan populasi hama tikus dan keong mas yang menyerang sawah penduduk. "Gropyokan dilakukan secara manual," katanya. Caranya, petani membongkar lubang yang diduga didiami tikus, setelah tikus keluar, mereka membunuhnya. Untuk satu ekor tikus yang berhasil ditangkap dihargai seribu rupiah.  (ANT-169/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010