Tapi sejauh ini, alhamdulillah belum ada kasus atau temuan PMI yang datang karena sakit atau sakit selama 14 hari pertama tiba
Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan peran Satuan tugas (Satgas) penanganan COVID-19 tingkat kelurahan dan kecamatan untuk memantau pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru tiba.

"Kita tidak lagi melakukan karantina terhadap PMI yang baru tiba, namun pemantauan tetap kita lakukan melalui satgas kelurahan dan kecamatan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Rabu.

Baca juga: PPATK-BP2MI bangun sinergi tingkatkan perlindungan tenaga kerja migran

Menurutnya, tidak dilakukannya karantina terhadap PMI yang baru pulang itu karena mereka sudah membawa surat keterangan PCR negatif COVID-19 dari daerah transit, ada dari Surabaya dan Jakarta.

"Dengan demikian, data dari PMI yang akan tiba kami serahkan juga ke satgas kelurahan serta kecamatan agar dapat ditindaklanjuti untuk pemantauannya," katanya.

Baca juga: BP2MI selamatkan tiga calon pekerja migran hendak ke Timur Tengah

Dikatakan, pemantauan PMI tersebut dimaksudkan ketika selama 14 hari ada gejala terhadap gangguan kesehatan, maka satgas bisa segera melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani.

"Tapi sejauh ini, alhamdulillah belum ada kasus atau temuan PMI yang datang karena sakit atau sakit selama 14 hari pertama tiba," katanya.

Rudi mengatakan, selama ini PMI asal Kota Mataram yang pulang rata-rata karena habis kontrak, tidak ada yang dipulangkan karena masalah administrasi atau lainnya.

Baca juga: Pekerja migran Indonesia yang meninggal di Malaysia capai 445 orang

"Untuk pemulangan PMI, dalam sepekan bisa dua hingga tiga orang," katanya.

Data dari Januari-Juli 2021, katanya, jumlah PMI yang pulang sebanyak 275 orang dari berbagai negara namun didominasi Malaysia dan Arab Saudi, sedangkan untuk bulan Agustus 2021, masih dalam proses.

Sementara, tambah Rudi, jumlah PMI yang mendaftar untuk diberangkatkan saat ini tercatat sebanyak 47 orang. Mereka baru mendaftar dan menyiapkan administrasi karena masih pandemi belum bisa diberangkatkan.

"Sebanyak 47 calon PMI tersebut, negara tujuannya rata-rata ke Malaysia dan Arab Saudi, untuk diperkebunan serta rumah tangga," katanya.

#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3M
​​​​​​​#vaksinmelindungikitasemua

Pewarta: Nirkomala
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021