Jakarta (ANTARA) - OnlyFans, platform media sosial tempat pengguna dapat menjual akses berlangganan terhadap konten mereka, akan melarang konten bernuansa seksual mulai Oktober.

Melansir The New York Times, Jumat, OnlyFans telah merilis pernyataan bahwa mereka akan memblokir pengguna yang mengunggah foto dan video eksplisit.

Baca juga: Khloe Kardashian mengaku sering "overthinking" karena media sosial

"Untuk memastikan kelanjutan platform jangka panjang, kami harus mengembangkan pedoman konten kami," kata OnlyFans dalam keterangannya.

Namun, juru bicara perusahaan tidak menanggapi pertanyaan tentang siapa yang mengajukan permintaan maupun hal yang mendorong kebijakan tersebut.

Belum diketahui pasti bagaimana OnlyFans akan menentukan kriteria gambar atau video yang menampilkan hal-hal berbau seksual setelah larangan itu berlaku pada Oktober mendatang. Namun, perusahaan telah memblokir unggahan yang berisi penyerangan seksual dan kekerasan, serta melarang anak di bawah umur untuk menggunakan platform mereka.

OnlyFans telah menjadi sumber pendapatan bagi dua juta kreator, termasuk pekerja seks, selama pandemi. Perusahaan itu mengatakan telah membantu mendemokratisasikan pekerjaan seks, di antaranya dengan membiarkan pembuat konten menjalankan bisnis mereka sendiri secara efektif dan memiliki konten yang mereka unggah di platform.

Baca juga: Autentikasi dua langkah cara tepat lindungi keamanan data sosial media

Perusahaan juga mengatakan bahwa secara kolektif, pembuat konten telah memperoleh lebih dari 4,5 miliar dolar AS sejak OnlyFans dimulai hampir lima tahun lalu.

OnlyFans memiliki lebih dari 130 juta pengguna yang membayar biaya bulanan kepada pembuat konten. Dengan akses itu, pelanggan juga dapat mengirim pesan langsung dan mengirim tip kepada kreator untuk mendapatkan gambar atau video sesuai permintaan, sesuai dengan selera seksual mereka.

Para selebriti juga telah bergabung dengan platform tersebut, di antaranya Cardi B, Tyga, Chris Brown, dan Bella Thorne. Influencer media sosial juga ikut bergabung, termasuk dari TikTok dan YouTube.

Banyak pekerja seks, penari striptis, dan bintang porno mengandalkan OnlyFans sebagai sumber pendapatan utama.

Meredith Jacqueline, yang telah menjadi pembuat konten di OnlyFans selama dua tahun, mengatakan bahwa larangan itu akan menghancurkan dirinya dan orang lain. "Masyarakat tidak akan bisa memenuhi kebutuhan," katanya.

The Adult Performance Artists Guild, serikat pekerja yang mewakili OnlyFans, kreator webcam, dan para penari, mengatakan bahwa akan ada banyak orang yang berpotensi kehilangan pendapatan akibat kebijakan tersebut.

Sementara itu, OnlyFans mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada tingkat keamanan dan moderasi konten tertinggi dari platform media sosial lainnya.

“Semua pembuat konten diverifikasi sebelum dapat mengunggah konten apapun ke OnlyFans, dan semua konten yang diunggah akan diperiksa baik oleh sistem otomatis maupun manual," ujarnya.

OnlyFans hanya salah satu dari plaform yang menindak konten berbau seksual. Sebelumnya, Facebook dan Instagram telah melarang keras konten tersebut.

Minggu lalu, OnlyFans merilis aplikasi safe for work secara terpisah bernama OFTV, yang membuat pengguna dapat mengunggah konten yang bebas dari konten berbau seksual, seperti vlog dan video memasak.


Baca juga: Kominfo: Media sosial tingkatkan minat wisata virtual

Baca juga: Lizzo angkat bicara pascaserangan kebencian di media sosial


 

Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021