Jakarta (ANTARA) - Sama seperti kuas riasan, sisir juga termasuk alat perawatan diri yang perlu Anda cuci secara rutin. Bila tidak, siap-siaplah menghadapi masalah pada kulit kepala dan bahkan rambut Anda.

Saat Anda menyisir rambut, apa pun yang ada di helaian rambut menempel pada sisir seperti residu produk rambut, lemak, keringat, serpihan kulit mati dari kulit kepala Anda dan debu. Sebaliknya, setiap Anda menyisir, segudang kotoran ini pindah kembali ke rambut Anda.

Baca juga: Joe Taslim bagikan tips rawat kulit kepala bebas ketombe

"Ini mirip dengan apa yang terjadi dengan kuas riasan, tetapi Anda memiliki faktor tambahan rambut kusut di sisir, yang bertindak sebagai sumber masalah potensial lainnya," kata pakar dermatologi di University of Alabama School of Medicine, Corey L. Hartman seperti dikutip dari Livestrong, Senin.

Hartman mengatakan, penumpukan minyak pada kulit kepala dan menempel di rambut membuat kulit kepala Anda lebih berminyak, yang dapat memicu pertumbuhan berlebih dari jamur Malassezia.

"Jamur dapat menyebabkan dermatitis seboroik, atau ketombe, suatu kondisi peradangan yang mengakibatkan ruam berminyak, gatal, dan bersisik di kulit kepala," tutur Hartman.

Terlebih lagi, bila tekstur rambut Anda membuat sulit untuk keramas setiap hari, Anda berisiko lebih tinggi terkena dermatitis seboroik karena kulit kepala Anda cenderung lebih berminyak.

Masalah lainnya bila Anda malas mencuci sisir, rambut rontok. Dermatitis seboroik sering terasa gatal, dan menggaruk kulit kepala Anda dapat menyebabkan rambut Anda patah.

Baca juga: Ketombe sebabkan rambut rontok?

Ditambah lagi, kulit kepala yang meradang tidak bisa menghasilkan rambut normal.

Sebuah studi PLOS One Mei 2019 menunjukkan Malassezia berhubungan dengan kerontokan rambut.

Selain itu menggaruk kepala Anda juga dapat menyebabkan jaringan parut, merusak folikel rambut, menghambat pertumbuhan rambut dan menyebabkan kerontokan, menurut studi dari University of Central Florida College of Medicine.

Kabar baiknya, kerontokan ini biasanya bersifat sementara. Setelah Anda mengatasi dermatitis seboroik, helai rambut Anda akan tumbuh kembali.

Di sisi lain, fungsi sisir bisa ikut rusak bila Anda malas mencucinya. Hartman menuturkan, sisir bisa berfungsi maksimal dalam kondisi bersih. Bila bristle di sisir tertutupi residu, maka akan menjadi mudah patah.

Jadi, seberapa sering Anda harus mencuci sisir? Bersihkan seminggu sekali apabila Anda menggunakan banyak produk rambut, memiliki masalah kulit kepala seperti ketombe atau tidak sering mencuci rambut.

"Jika tidak, sekali atau dua kali sebulan tidak apa-apa - tapi tetap saja, Anda harus mengambil rambut yang tersangkut di sisir setiap minggu," kata Hartman.

Ada empat tahap yang bisa Anda lakukan saat ingin mencuci sisir. Pertama, singkirkan rambut yang menempel di bristle, misalnya menggunakan alat runcing seperti rattail brush.

​Selanjutnya, siapkan sebuah mangkuk dan isi dengan air sabun hangat. Bila sisir yang Anda punya terbuat dari plastik, rendam sisir sepenuhnya selama beberapa menit. Tetapi bila terbuat dari kayu, celupkan bagian bristle-nya saja agar Anda tidak merusak bagian kayunya.

Kemudian, bilaslah sisir dengan air bersih dan keringkan di atas handuk bersih atau dengan bristle menghadap ke bawah.

Hartman mengingatkan, mencuci sisir benar-benar harus Anda masukkan ke dalam jadwal Anda karena menggunakan sisir kotor bisa lebih merugikan dari yang Anda kira.


Baca juga: Durasi keramas ideal agar kepala tidak gatal

Baca juga: Berapa kali dalam seminggu harus keramas? ini kata ahli

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021