Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mendorong petani setempat untuk memanfaatkan pupuk organik jenis tricoderma guna memaksimalkan hasil pertanian.

"Kita menyarankan agar para petani bisa menggunakan kompos tricoderma. Pupuk itu merupakan sejenis kompos tetapi hayati, yang dapat meningkatkan kesuburan, memperbaiki struktur tanah, melalui mikroba yang terdapat dalam pupuk tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya, Suharjo di Kecamatan Sungai Raya, Minggu.

Dijelaskannya, sebagai tahap awal, Dinas Pertanian Kubu Raya sudah melakukan uji coba pada 200 hektare lahan pertanian dengan menggunakan pupuk tersebut. Hasilnya, selain padi tumbuh dengan subur, beras yang dihasilkan juga pulen dan bebas dari zat kimia.

Lanjut Suharjo, dengan menggunakan pupuk itu dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk pabrik yang dilakukan masyarakat selama ini.

"Artinya, para petani tidak perlu terlalu banyak menggunakan pupuk buatan pabrik, cukup separuh saja pupuk pabrik dan dicampur dengan pupuk tricoderma, maka hasil pertanian sudah maksimal," bebernya.

Ia menambahkan, selain menghemat, penggunaan pupuk tricoderma juga ramah lingkungan, sehingga bisa menghasilkan beras organik yang berkualitas dan sehat tentunya.

Bahkan, secara perlahan, dengan penggunaan pupuk itu, para petani diharapkan tidak lagi menggunakan pupuk pabrik, tetapi bisa membuatnya sendiri.

"Pupuk itu bisa dibuat sendiri oleh para petani, untuk pembuatannya kita juga sudah mengajarkan para petani melalui penyuluh," katanya.

Dia juga mengatakan, pihaknya saat ini melakukan pendataan dan mencari areal-areal pertanian produktif baru untuk memperluas lahan pertanian dan penerapan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu.

"Kita akan mengoptimalkan lahan pertanian dengan pengolaan lahan dan air terpadu yang ada untuk memperkuat program centra pertanian Kubu Raya," tuturnya.

Hal ini dilakukan agar masyarakt bisa lebih mengefisienkan lahan tidur yang ada dan lebih meningkatkan taraf hidup mereka melalui bidang pertanian.

Disamping pengelolaan lahan dan air ini, sistem budidaya pertanian akan diperkuat dengan diupayakan pembukaan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu.

"Tahun 2010 ini saja ada sekitar 10.000 hektare lahan yang diikutsertakan dalam program tersebut," ucap Harjo.

Dibukanya sekolah ini, untuk memberikan informasi pertanian terbaru kepada para petani, agar mereka bisa menkngkatkan hasil produksi pertaniannya.

Dijelaskannya, sistem yang akan diterapkan pada program SLPTT itu, dari 25 hektare lahan masyarakat, akan diambil satu hektare untuk dijadikan contoh dan diterapkan program itu.

"Satu hektare lahan tersebut nantinya akan disupproet penuh oleh dinas pertanian, dari penyediaan benih, pupuk, saprodi dan pengawalan penanaman. Dari sisi teknik budodaya kita harapkan secara perlahan, petani bisa mengelola pertaniannya secara terpadu dan produktif," tukasnya. (ANT-171/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010