Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Delapan-belas warga Palestina telah ditahan oleh militer Israel berkaitan dengan bentrokan di Jerusalem timur. "Sejak Kamis malam kami telah menangkap 18 orang Arab dari Jerusalem karena yang diduga keterlibatan mereka dalam aksi kekerasan" di bagian timur kota itu yang dicaplok, demikian kata jurubicara polisi Micky Rosenfeld, Jumat.

Pada Jumat, kekerasaan meletus di distrik Arab Wadi Joz, Ras al-Amud dan Silwan, tempat para pemuda melemparkan batu dan kadang-kadang bom minyak pada pasukan keamanan Israel.

Tentara Israel membalas aksi pemuda-pemuda Palestina itu dengan peluru karet dan gas airmata, menurut seorang juru foto AFP.

"Kami telah memobilisasi beberapa ribu pria yang akan tetap dikerahkan -- sebagian besar di Jerusalem -- hingga akhir festival Sukkot" atau pesta keagamaan Tabernacles yang akan berakhir pekan depen, kata Rosenfeld.

Dua pemimpin Fatah termasuk di antara mereka yang ditahan, kata kelompok pimpinan presiden Palestina Mahmoud Abbas itu dalam satu pernyataan. Kelompok itu juga berjanji mereka akan "terus berperang untuk melindungi penduduk" terhadap para pemukim Israel.

Para pemuda pelempar batu juga bentrok dengan polisi Israel di Jerusalem Timur Arab, Kamis, setelah seorang penjaga permukiman Yahudi menembak mati seorang warga Palestina pada hari sebelumnya.

Polisi telah melarang orang-orang laki-laki di bawah usia 50 tahun mengikuti shalat Jumat di kompleks titik nyala Al Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount dan merupakan tempat suci bagi kedua agama itu,

"Ketenangan telah kembali ke seluruh Jerusalem, Jumat siang setelah umat Islam shalat," kata Rosenfeld.

Militer Israel telah menerapkan penutupan 10 hari atas Tepi Baat untuk Sukkot.

Penutupan seperti itu terjadi secara rutin pada saat orang Yahudi dan Israel berlibur, ketika sejumlah besar orang sering berkumpul di tempat-tempat umum, yang meningkatkan kekhawatiran keamanan Israel.(*)

(Uu.S008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010