Jakarta (ANTARA) - Spesialis penyakit dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada memaparkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok.

"Berhenti merokok memang tidak mudah dan instan karena dibutuhkan komitmen dan tekad yang kuat," kata Pandang kepada ANTARA, Sabtu.

Cara pertama adalah mengelola stres, sebab itu jadi salah satu alasan mengapa orang memilih untuk merokok. Dia menjelaskan, seseorang menjadi rileks setelah merokok. Oleh karena itu, carilah cara lain untuk meredakan ketagangan, seperti mendengarkan musik, pijat, atau yoga.

"Di awal masa percobaan untuk berhenti, sebisa mungkin hindari situasi yang mendatangkan stres," katanya.

Baca juga: AstraZeneca-Plan Indonesia sinergi guna cegah anak muda merokok

Menghindari pemicu bisa membantu upaya berhenti merokok, seperti tidak berkumpul dengan sesama perokok sehingga tidak "tergoda" untuk kembali mengisapnya. Bila terbiasa merokok setelah makan, cari cara lain sebagai pengganti, misalnya mengunyah permen karet atau menggosok gigi.

Menurut Pandang, terhentinya asupan nikotin umumnya membuat seorang perokok merasa frustrasi sehingga sering membuat mereka gagal berhenti merokok. Terapi penggantian nikotin dapat membantu meringankan rasa frustrasi atau gejala putus obat tersebut.

Terapi penggantian nikotin sebagai salah satu cara berhenti merokok bekerja dengan melepaskan nikotin dalam kadar rendah secara terus-menerus ke pembuluh darah. Unsur nikotin yang digunakan tidak mengandung tar, karbon monoksida, dan bahan kimia berbahaya lain seperti yang terdapat di dalam rokok.

"Prosedur ini membantu mengurangi hasrat tubuh untuk kembali merokok saat tubuh mulai merasakan hilangnya asupan nikotin," katanya.

Media terapi penggantian nikotin beragam, seperti permen karet, plester yang ditempelkan pada kulit, atau tablet, atau bisa dengan cara disemprotkan ke mulut atau hidung.

Baca juga: Gaprindo kampanye cegah perokok anak

Konseling juga bisa jadi upaya berhenti merokok agar seseorang bisa fokus pada strategi berhenti merokok. Terapi ini melibatkan konselor dalam sesi psikoterapi, bisa juga dalam sesi per kelompok.

"Untuk memaksimalkan keberhasilan, terapi ini dapat dipadukan dengan terapi penggantian nikotin dan atau obat-obatan. Terapi perilaku ini tidak hanya dapat dilakukan sebagai cara berhenti merokok, namun juga untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental dan perilaku seperti stres atau depresi."

Selain itu, hipnosis dan akupuntur bisa juga dicoba. Cara berhenti merokok melalui hipnosis dipercaya dapat mengubah perilaku. Saat dihipnosis, Anda merasa bisa lebih rileks, mampu berkonsentrasi, dan mau mendengarkan saran untuk berhenti merokok.

Oleh karena praktiknya yang berbeda-beda, cara berhenti merokok yang satu ini sulit diteliti efektivitasnya. Namun, sebagian orang mengaku telah merasakan manfaatnya. Jika ingin mencoba, mintalah kepada dokter untuk merekomendasikan seorang terapis hipnosis profesional.

Sementara itu, penggunaan akupunktur sebagai cara berhenti merokok biasa diterapkan pada bagian telinga. Meski terapi alternatif ini belum terbukti efektif secara ilmiah, namun tidak ada salahnya mencobanya sesuai instruksi seorang terapis berlisensi.

Baca juga: Dokter ingatkan kurangi asupan tidak sehat saat pandemi

Alihkan juga hasrat akan nikotin dengan berolahraga. Ketika ingin merokok, coba kenakan sepatu olahraga dan mulai jalan kaki, berlari, atau melakukan aktivitas fisik lain.

"Bergabung ke dalam klub kebugaran yang berisi orang-orang yang hidup sehat juga dapat banyak membantu."

Cara berhenti merokok dengan mengonsumsi pola makan sehat adalah hal yang tak kalah penting. Selama masih terbiasa merokok, beberapa orang merasa kurang berselara makan karena efek nikotin dan rokok terhadap indera perasa. Saat berhenti merokok, menjalani pola makan sehat bisa menjadi langkah untuk memberi nutrisi tubuh serta sebagai pengingat untuk menjalani gaya hidup sehat.

Lingkungan juga tak kalah penting. Bersihkan rumah dari aroma rokok dan segala hal yang dapat mendukung Anda merokok dalam jumlah banyak. Cuci pakaian, sprai, karpet, atau tirai yang mengandung aroma rokok. Gunakan pengharum ruangan untuk membantu menghilangkan bau asap rokok.

Sama halnya dengan dukungan dari orang terdekat. Beri tahu kerabat dan lingkaran pertemanan dekat bahwa Anda sedang dalam proses berhenti merokok. Dukungan orang lain dapat begitu berperan dalam membantu Anda berhenti merokok. Mereka yang akan mengingatkan dan membantu menjaga situasi menjadi lebih kondusif sehingga tujuan lebih mudah tercapai.

Baca juga: Pemerintah diminta imbau masyarakat berhenti merokok cegah COVID-19

Pikirkan juga keuntungan dari berhenti merokok, yakni menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat risiko serangan jantung, stroke, dan kanker. Bau mulut tak sedap akibat rokok bisa dihindari, kulit akan lebih cerah dan bersih, orang-orang terdekat juga akan terhindar dari bahaya merokok secara pasif. Uang yang dihabiskan untuk rokok pun bisa dialihkan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.

Bila masih belum bisa diatasi, Anda dapat menempuh langkah medis. Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hasrat untuk merokok dengan cara memengaruhi proses kimia di otak. Obat ini juga membuat merokok menjadi tidak lagi memuaskan. Tersedia juga obat yang dapat membantu meredakan efek kecanduan nikotin, seperti depresi dan ketidakmampuan berkonsentrasi.

Dia mengingatkan, berulang kali gagal berhenti merokok adalah kondisi yang umum terjadi. Gagal sekali bukan berarti tidak mungkin berhasil lepas dari rokok karena banyak orang yang akhirnya baru dapat berhenti selamanya setelah mencoba beberapa kali.

"Jika berhenti seketika terasa sulit, mulailah perlahan-lahan. Sebagai langkah awal, Anda bisa mengurangi frekuensi dan jumlah rokok yang diisap per hari sebagai cara berhenti merokok. Tetapkan target mingguan hingga akhirnya benar-benar bisa terbebas dari efek rokok yang adiktif."

Baca juga: Orang yang merokok sejak muda cenderung lebih sulit berhenti

Baca juga: Akademisi: Berhenti merokok perlu komitmen bersama

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021