perokok laki laki di Indonesia tertinggi nomor tiga di dunia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mencanangkan sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok melalui serangkaian program kerja yang digaungkan pada peringatan Hati Tembakau Sedunia 2021.

"Tahun ini kami ajak seluruh lapisan masyarakat mendukung gerakan berhenti merokok dengan target 5 juta orang berhenti merokok apapun jenisnya," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan kepada wartawan secara virtual, Senin.

Hari Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei mengangkat tema "Berani Berhenti Merokok" apapun jenisnya, baik konvensional maupun rokok yang lebih modern.

Menurut Dante, tema tersebut relevan di Indonesia yang mempunyai korelasi dengan meningkatnya konsumsi merokok di kalangan anak dan remaja.

Prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun, kata Dante, meningkat 7,2 persen 2013 menjadi 9,1 hingga 2018. "Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mempunyai tingkat perokok aktif yang sangat tinggi, perokok laki laki di Indonesia tertinggi nomor tiga di dunia setelah India dan China," katanya.

Baca juga: Pengamat: Gencarkan sosialisasi bahaya rokok di tengah pandemi
Baca juga: Perokok berisiko menderita penyakit COVID-19 lebih parah


Berdasarkan atas riset kesehatan dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan, data perokok elektronik meningkat drastis dari 1,2 persen pada 2016 menjadi 10,9 persen pada 2018. "Angka ini membuat kita prihatin karena rokok di Indonesia menjadi salah satu yang paling aktif bila dibandingkan negara lain," katanya.

Selain itu kerugian ekonomi akibat rokok berdasarkan data dari 152 negara tahun 2018 menunjukkan setiap tahun total kegiatan ekonomi atau pengeluaran kesehatan dan kerugian produktivitas adalah sebesar 1.436 miliar dolar atau sebesar Rp20,638 triliun. "Setara dengan 1,8 persen dari PNB tahunan dunia," katanya.

Dante mengatakan Indonesia berada pada urutan ketiga di dunia dalam hal konsumsi rokok dan kerugian akibat tembakau cukup besar yaitu 4,9 juta kasus penyakit, 200 ribu lebih kematian berhubungan dengan tembakau dari survei yang diselenggarakan pada 2017.

Sehingga bila 5 juta orang perokok berhenti dari kebiasaannya, kata Dante, maka bisa menghemat pembiayaan negara dan menyelamatkan berbagai macam sumber penyakit yang diakibatkan dari rokok, serta menyelamatkan orang di sekitarnya.

Baca juga: Hari tanpa tembakau momentum gencarkan sosialisasi bahaya rokok
Baca juga: Merokok di kawasan tanpa rokok kena denda Rp500 ribu di Kota Bandung


Dante mengatakan kampanye berhenti merokok juga sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dan upaya promotif dan preventif guna hidup sehat.

Pemerintah menerapkan strategi pengendalian produk rokok dan produk lainnya dilakukan secara komperhensif, kolaboratif, mementingkan generasi muda sebagai investasi masa depan bangsa.

Dante berharap peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok, perluasan kawasan tanpa rokok, pelarangan iklan, promosi dan sponsorship, kampanye dan edukasi kesehatan, menaikkan cukai harga rokok, serta upaya berhenti merokok dilakukan bersama masyarakat secara konsisten.

Baca juga: KSP himpun masukan antisipasi alih modalitas perokok muda
Baca juga: Analis: Kenaikan cukai picu industri rokok turunkan produksi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021