Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Basilio Dias Araujo mengatakan hingga saat ini terdapat 40 persen atau Rp78 ribu triliun potensi barang perdagangan dunia melewati Indonesia.

"Itu data dari Kementerian Perhubungan, tetapi sampai saat ini potensi itu belum dimaksimalkan," kata Basilio dalam keterangan resminya saat memberikan sambutan dalam penandatanganan MoU kolaborasi strategis antara anak usaha PT Krakatau Steel Tbk, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) dengan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) di Wisma Baja, Jakarta, Kamis.

Dikatakan, potensi sebesar itu karena Indonesia merupakan jalur lalu lintas laut internasional yang sangat strategis, yakni memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai lalu lintas bagi arus pelayaran internasional dan melewati perairan Indonesia.

"Indonesia memiliki kemewahan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, punya banyak selat dan ALKI satu sampai tiga. Potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia sangat besar, tapi kita belum memaksimalkannya. Dengan kolaborasi berbagai pihak, kita bisa mempercepat persiapan pembangunan untuk menjaga kedaulatan, sekaligus memaksimalkan potensi maritim kita," ujar Basilio.

Direktur Utama PT KBS, Akbar Djohan mengatakan bahwa sektor kemaritiman Indonesia dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional jika potensinya dimaksimalkan dengan sebaik mungkin. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, baik pemerintah, asosiasi sampai swasta.

"Ini merupakan langkah strategis kecil dengan falsafah kolaboratif, dengan harapan dapat menciptakan konektivitas pelabuhan curah di Indonesia. Untuk itu PT KBS melakukan MoU dengan BPKS, untuk bersama mempersiapkan Indonesia menjadi poros maritim dunia," kata Akbar.

Akbar menambahkan bahwa dirinya ingin mengajak sebanyak-banyaknya pemangku kepentingan kemaritiman untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Baca juga: Krakatau Steel targetkan produksi 100 ribu ton bondek per tahun
Baca juga: Krakatau Steel ekspor baja perdana di 2021 ke Malaysia


5.000 kapal
Selain bersama BPKS, pihaknya juga menjalin kolaborasi bersama INSA (Indonesian National Shipowners Association), ABUPI (Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia) dan ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia).

"Dengan terjalinnya kolaborasi strategis dengan BPKS, INSA, ABUPI, ALFI, yang didukung oleh Kemenko Marves, Indonesia sebagai poros maritim dunia akan semakin cepat terealisasikan. Dengan target 2.000-5.000 kapal yang bersandar, kami harap sektor logistik dan kepelabuhanan dapat memberikan dampak signifikan bagi laju perekonomian Indonesia," kata Akbar.

Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang, Iskandar Zulkarnain berharap melalui kolaborasi strategis itu kedaulatan kemaritiman Indonesia dapat lebih terjaga agar potensinya dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal demi masa depan bangsa dan negara Indonesia.

"Semoga kolaborasi ini dapat membawa dampak yang sangat positif baik bagi regional maupun nasional, khususnya bagi Sabang yang berada di jalur distribusi logistik internasional. Kami percaya kolaborasi itu cocok-cocokan seperti jodoh dan kami merasa jodoh dengan KBS, baik secara visi serta kompetensi," lanjut Iskandar.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021