Jakarta (ANTARA News) - Polri menyatakan bahwa jaringan teroris kelompok Abdullah Sonata sudah merencanakan aksi balas dendam atas aksi Densus 88 selama ini, dengan akan melakukan serangan saat perayaan Hari Ulang Tahun Bhayangkara 1 Juli nanti.

"Mereka merencanakan penyerangan pada 1 Juli 2010 saat perayaan Hari Bhayangkara," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Edward Aritonang, di Jakarta, Jumat.

Edward mengatakan jaringan Abdullah Sonata juga berencana menyerang kantor kedutaan besar salah satu Negara Eropa untuk Indonesia di Jakarta.

Edward menyatakan motivasi pelaku menyerang Polri karena ingin membalas dendam terkait penangkapan dan penembakan terhadap pelaku teroris yang lain.

"Tentunya motivasi itu diketahui melalui penyidikan barang bukti yang disita," ujar Edward.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggerebek sejumlah orang yang diduga teroris di Dusun Cungkrungan, Desa Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/6).

Tim Densus 88 Antiteror menangkap enam pelaku yang diduga teroris, yakni Heri Sigu Samboja alias Heri Amshori alias Shogir (28) di rumahnya, Jalan Ki Ageng Gribig Nomor 35-A, Gergunung, Girimulyo, Kecamatan Klaten Utara, Jawa Tengah, Rabu (23/6) sekitar 16.15 WIB.

Shogir berperan menyembunyikan Abdullah Sonata dan turut merencanakan penyerangan terhadap Polri dan kedutaan besar salah satu Negara Eropa di Jakarta.

Selanjutnya, polisi menangkap Medi alias Budiyanto yang berperan menyembunyikan Abdullah Sonata.

Kemudian polisi menangkap Abdullah Sonata alias Arman Kristianto saat menumpang bis di Jalan Raya Solo - Boyolali.

Edward menuturkan Sonata memiliki peran penanggung jawab awal pelatihan militer di Aceh, menentukan lokasi latihan, merekrut anggota latihan militer dan memasok senjata api, serta menyembungikan pelaku bom Bali I, Dulmatin.

Pelaku lainnya, Agus Mahmudi alias Agus berperan menyembungikan informasi keberadaan dan rencana teroris Shogir, kemudian teroris, Bintang Juliardhi yang dibekuk polisi.

Sedangkan, satu pelaku lainnya, Yuli Harsono tewas tertembak anggota Densus 88 Antiteror karena melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senjata api saat hendak ditangkap polisi.

Edward mengungkapkan Yuli Harsono tercatat sebagai mantan anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dari Kesatuan Pusat Pendidikan dan Perhubungan dengan pangkat Pratu.

Jenderal polisi bintang dua itu, menyebutkan Yuli dipecat dari TNI AD karena terlibat tindak pidana penjualan amunisi tanpa izin.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Yuli juga merupakan pelaku penembakan terhadap tiga anggota Kepolisian Resor Purworejo dan Kebumen sekitar April 2010.

Kadiv Humas Mabes Polri menyatakan Densus 88 masih mencari anggota jaringan Abdullah Sonata yang diduga masih melakukan latihan militer dan terlibat aksi teror.

(T.T014/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010