Jakarta (ANTARA) - Hongaria dan Serbia memulai vaksinasi COVID-19 terhadap para atlet Olimpiade mereka pada Jumat menjelang Olimpiade Musim Panas Tokyo, mengabaikan ketidaksetujuan Komite Olimpiade Internasional, demikuan ungkap pejabat setempat.

Langkah itu dilakukan ketika Eropa menghadapi penundaan pasokan vaksin. Uni Eropa pada Kamis memperingatkan perusahaan obat bahwa mereka akan menggunakan semua cara legal atau bahkan memblokir ekspor kecuali mereka setuju untuk memberikan suntikan seperti yang dijanjikan.

Presiden IOC Thomas Bach mengatakan pada Rabu bahwa organisasi tersebut tidak berpihak pada para atlet yang "melompati antrean" untuk mendapatkan vaksin.

Beberapa atlet Kanada yang akan berlaga di Tokyo mengatakan bahwa menerima vaksin sebelum orang yang lebih membutuhkan akan merusak makna menjadi seorang Olympian.

Baca juga: IOC tidak mendukung "atlet lompati antrean" vaksin
Baca juga: Jepang masih berusaha gelar Olimpiade Tokyo musim panas tahun ini

Inokulasi di Hungaria dan Serbia akan tergantung pada para atlet, kata komite Olimpiade masing-masing.

Komite Olimpiade Hongaria (HOC) mengatakan 868 atlet dipilih untuk inokulasi karena mereka memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo, yang ditunda dari 2020 hingga musim panas ini, atau Olimpiade Musim Dingin Beijing yang akan diadakan pada 2022.

Hongaria mempertimbangkan dua faktor, kata HOC, seperti dikutip Reuters. "Salah satunya adalah partisipasi yang aman dalam kualifikasi di luar negeri, yang lainnya adalah hilangnya performa karena beberapa bulan pelatihan yang dilewati karena infeksi."

Hongaria baru saja menyelesaikan vaksinasi untuk tenaga medis dan mulai menyuntik orang tua. Masyarakat umum akan mulai mendapatkan suntikan bulan depan, kata Perdana Menteri Viktor Orban.

Para atlet akan mendapatkan suntikan vaksin Moderna sesuai dengan jadwal kamp pelatihan dan turnamen kualifikasi mereka, kata HOC.

Baca juga: Australia targetkan vaksinasi atlet sebelum Olimpiade Tokyo
Baca juga: Komite Olimpiade ingin periksa alasan kekhawatiran publik Jepang


Serbia, di mana penyuntikan terus dilakukan dengan pengiriman awal vaksin China dan Rusia, juga mulai memberikan suntikan kepada atlet mereka pada Jumat, demikian pernyataan resmi Komite Olimpiade dan Kementerian Olahraga Serbia yang diedarkan ke media.

"Vaksinasi atlet seharusnya tidak diwajibkan tetapi diperlukan sekali untuk menjamin keselamatan dan kesehatan atlet serta masyarakat umum," kata mereka.

Komite Olimpiade Israel mengatakan telah memvaksinasi setengah dari delegasi Olimpiade dan akan menyelesaikan prosesnya pada akhir Mei.

Dalam wawancara dengan Reuters Kamis, Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan para atlet Korea "tentu saja" harus diberikan vaksin jika mereka akan ambil bagian dalam Olimpiade.

Baca juga: Federasi sebut penundaan Olimpiade timbulkan dampak keuangan buruk
Baca juga: Petunjuk kuat Olimpiade Tokyo tetap digelar tahun ini

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021