Jakarta (ANTARA) - Korban kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak, Okky Bisma, sempat tinggal bersama ibunya di Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Dia tinggal selama 1-2 tahun di sini. Kemudian sekitar 3-4 tahun lalu, ibunya bernama Bu Dewi mengajukan pindah ke Balekambang, Condet, dekat Dapur Kayu Manis," kata Ketua RT 07, RW 09, Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Tri Cahyadi di Jakarta, Selasa.

Jasad dari pria yang berprofesi sebagai pramugara itu berhasil teridentifikasi oleh Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati sebagai warga Jalan Baing, RT07 RW09, Kelurahan Tengah, Kramat Jati.

Namun saat dikonfirmasi kepada Ketua RT setempat, sosok Okky tidak terlalu dikenal warga di sana karena mereka tinggal tidak terlalu lama.

Pengurus RT setempat baru mengetahui jika Okky tewas dalam kecelakaan pesawat pada Senin (11/1) sore.

Selanjutnya dilakukan pencocokan berkas kependudukan dan ternyata Okky adalah benar warga setempat.

"Kita cek ternyata sudah pindah empat tahun lalu. Belum sempat komunikasi. Saat itu sudah kita urus KTP dan KK-nya sebagai warga sini," katanya.

Baca juga: KRI Rigel-933 turunkan pendeteksi logam
Baca juga: Kemarin, evakuasi pesawat hingga hari pertama PPKM


Sekarang sudah tidak tinggal di sini. "Saya kerja juga, tapi yang kenal sama Ibu Dewi aja. Dia tinggal dengan ibunya," kata Tri.

Sejak Okky pindah domisili ke Condet, Tri, sudah tidak mengetahui lagi keberadaan mereka saat ini.

"Setelah itu kita tidak tahu mereka pindah kemana. Tiba-tiba tahu dari media ada kabar begini," katanya.

Tri menduga keluarga Okky belum sempat mengganti keterangan domisili di KTP. "Kalau masalah perubahan data KTP itu kan warganya sendiri, apalagi sekarang berlaku seumur hidup," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021