Jakarta (ANTARA) - Selama pembatasan wilayah di Jerman, empat kakak beradik dari keluarga Schwaderlapp memutuskan untuk membuat board game bertema virus corona yang diminati ribuan orang.

"Corona" bisa dimainkan hingga empat orang, yang harus bersaing untuk membeli semua bahan makanan di daftar belanja untuk tetangga lansia yang sedang berlindung dari virus.

Para pemain mengumpulkan dan menukar kartu permainan, dan pemenangnya adalah siapa pun yang memberikan semua barang paling cepat. Rintangan yang ada di sepanjang jalan meliputi menghadapi virus, yang mengirim Anda ke karantina, atau menemukan bahwa penimbun telah mengambil semua pasta atau tisu toilet yang dibutuhkan.

"Salah satu prinsip dasarnya adalah solidaritas," kata Sarah kepada Reuters.

Baca juga: Bermain "board game" saat dewasa? bisa enyahkan demensia

"..Tapi masing-masing pemain dapat memutuskan untuk bekerja sama dengan yang lain ... atau mempersulit mereka dengan memblokir jalur dengan virus."

Kakak beradik ini membuat permainan sepanjang sore selama pembatasan wilayah pada musim semi tahun ini, mereka secara bertahap memasukkan banyak elemen dari siaran berita mengenai pandemi COVID-19.

"Itu kami masukkan menjadi rintangan berupa penimbun. Kami juga melihat berita konser di balkon Italia dan memasukkannya ke dalam kartu bermain," imbuh Rebecca.

Terkesan dengan upaya putrinya, sang ayah Benedikt Schwaderlapp memutuskan untuk mengkomersilkan permainan tersebut dengan mempekerjakan seorang seniman untuk merancang kartu, papan dan kotak permainan.

Sejauh ini dia sudah menjual 2.000 buah dan bekerjasama dengan toko mainan sebagai distributor sekunder.

"Karena permainan ini sangat populer, cukup menantang bagi keluarga kami untuk mengemas dan mengirim 500 permainan dalam waktu singkat," katanya.

"Permintaan sangat besar dari seluruh Jerman."

Baca juga: Orang dewasa juga perlu bermain, ini manfaatnya

Baca juga: Permainan papan yang asyik saat #dirumahsaja

Baca juga: Board Game Indonesia Terobos Pasar Eropa

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020