Jakarta (ANTARA) - Twitter berencana untuk menghapus semua follower dari akun @POTUS dan @WhiteHouse setelah presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden dilantik pada 20 Januari mendatang.

Menurut Direktur digital Biden, Rob Flaherty, dikutip dari The Verge, Rabu, Twitter juga akan menghapus follower akun @VP, @FLOTUS, @PressSec, @Cabinet dan @LaCasaBlanca.

Keputusan ini muncul setelah perdebatan sebelumnya mengenai apakah follower akan ditransfer ke admin baru.

Langkah ini adalah kebalikan dari apa yang dilakukan Twitter pada 2017 ketika pemerintahan Trump mengambil alih akun pemerintahan Obama.

Baca juga: Twitter matikan fitur balas utasan

Saat itu, Twitter pada dasarnya menggandakan akun yang ada, membuat arsip cuitan dan followers era Obama, dan membuat satu set akun baru tanpa cuitan untuk admin baru dengan mempertahankan semua followers .

Twitter belum menjelaskan alasan perubahan kebijakan kali ini. Kepada The Verge, Twitter mengatakan "dalam diskusi yang sedang berlangsung dengan tim transisi Biden tentang sejumlah aspek yang terkait dengan transfer akun Gedung Putih."

Tim Biden tampaknya tidak senang dengan perubahan kebijakan ini, mengingat mereka akan kehilangan keuntungan digital yang signifikan. Flaherty mengatakan tim transisi "menolak dan kami telah mengatakan hal ini dengan jelas."

Pada Hari Pelantikan, siapa pun yang mengikuti salah satu akun tersebut akan menerima pemberitahuan bahwa akun tersebut sedang diarsipkan, kata juru bicara Twitter.

Mereka juga akan diberi opsi untuk mengikuti akun baru pemerintahan Biden. Belum ada detail tentang seperti apa bentuk notifikasi itu kepada pengguna.

Saat ini, akun @POTUS memiliki 33 juta pengikut, @WhiteHouse memiliki 26 juta, @FLOTUS memiliki 16 juta, dan @PressSec memiliki 6 juta.

Baca juga: Twitter larang klaim palsu tentang vaksin COVID-19

Baca juga: Twitter tutup aplikasi Periscope

Baca juga: Jepang hukum mati pembunuh yang incar korban dari Twitter

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020