Surabaya (ANTARA) - Sekolah tatap muka untuk siswa-siswi sekolah dasar (SD) di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang rencananya akan dimulai pada Januari 2021 harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari orang tua.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo di Surabaya, Selasa, mengatakan ada beberapa ketentuan yang dibuat di dalam sekolah tatap muka pada masa pandemi COVID-19 yakni, pelajar dan guru harus dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah mengikuti swab dengan hasil negatif.

"Kemudian ada persetujuan oleh orang tua. Jadi mereka semua (pelajar) yang datang di sekolah tatap muka harus mendapat persetujuan dari orang tua," kata Supomo.

Baca juga: DKI belum putuskan sekolah tatap muka 2021

Selain itu, kata dia, simulasi tatap muka dapat digelar dengan syarat persetujuan dari komite sekolah serta dukungan sarana prasarana protokol kesehatan di sekolah tersebut. "Untuk selebihnya sarana prasarana protokol kesehatan harus disiapkan dengan kalkulasi jumlah pelajar yang datang," katanya.

Dalam melaksanakan simulasi sekolah tatap muka ini, kata dia, pihaknya juga melibatkan lembaga yang concern di bidang kesehatan dengan harapan mereka dapat memberikan masukan dan evaluasi agar proses belajar tatap muka di sekolah berjalan lancar dan mencegah penyebaran COVID-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan, untuk tahap awal, rencananya simulasi tatap muka bagi pelajar kelas VI SD ini akan diikuti 25 sekolah yang tersebar di lima wilayah Surabaya, yakni Barat, Pusat, Utara, Selatan dan Timur.

"Saya inginnya di awal sebelum mereka masuk sekolah sudah ada simulasi. Jadi nanti di akhir-akhir Desember kita adakan simulasi membiasakan anak-anak sekolah," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Palembang masih pertimbangkan penerapan sekolah tatap muka

Dispendik Surabaya sebelumnya juga sudah menggelar simulasi sekolah tatap muka bagi pelajar kelas IX SMP. Simulasi yang berlangsung sejak Senin (7/12) lalu, diikuti 14 SMP Negeri dan Swasta di Surabaya.

"Sudah satu minggu mulai Senin lalu. Alhamdulillah kalau anak SMP tidak ada kendala, kalau SD kan belum," ujarnya.

Oleh sebab itu, Wali Kota Risma ingin ada simulasi untuk pelajar SD. Ini dilakukan untuk mendapat gambaran secara utuh bagaimana ketika siswa mengikuti proses pembelajaran di sekolah. "Karena kan beda, kalau anak SMP lebih mudah diarahkan. Jadi sebelum masuk sekolah, saya inginnya ada simulasi," katanya.

Baca juga: Wagub Kaltim minta pusat kaji ulang kegiatan belajar tatap muka
Baca juga: LLDIKTI: Sebagian besar kampus di DIY tetap terapkan kuliah daring
Baca juga: Gubernur Banten kaji kembali rencana KBM tatap muka Januari

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020