Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 98 emisi obligasi atau sukuk dari 58 emiten dengan total nilai emisi Rp77,69 triliun per 4 Desember 2020.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari sisi total nilai emisi memang terjadi penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kondisi dinamis saat ini yang kurang favorable pada H1 2020, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut," ujar Nyoman di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data BEI hingga 30 November 2020, terdapat 95 emisi obligasi dari 58 emiten dengan total nilai emisi sebesar Rp74,89 triliun rupiah

Sementara itu, data hingga 30 November 2019, telah terbit 95 emisi obligasi dari 50 emiten dengan total nilai emisi Rp113 triliun rupiah.

"Terlihat sebetulnya dari sisi jumlah emisi obligasi atau sukuk secara year on year relatif sama, namun dari nilai total dana dihimpun mengalami penurunan sebesar 34 persen," kata Nyoman.

Nyoman menuturkan, penerbitan surat utang menurut catatan bursa dilakukan sebagian besar setelah semester kedua 2020 yaitu sekitar 63 persen dari total emisi surat utang.

"Setiap perusahaan tentunya memiliki pertimbangan matang dalam melakukan kegiatan aksi korporasi dan/atau pendanaan melalui pasar modal lainnya termasuk penerbitan obligasi atau sukuk. BEI tentunya senantiasa menyambut baik dan mendukung para pengusaha yang melibatkan pasar nodal dalam pertumbuhan dan keberlangsungan usaha perusahaan," ujar Nyoman.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga memberikan beberapa stimulus yang kondusif untuk mendukung para pengusaha diantaranya dengan penurunan BI 7-days Repo Rate pada November sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen yang diharapkan dapat menjadi katalis positif penerbitan obligasi korporasi baik saat ini maupun di masa yang akan mendatang.

"Data pipline surat hutang per 4 Des 2020 masih terdapat 12 penerbit yang akan menerbitkan 11 emisi obligasi atau sukuk yang berada dalam pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk atau EBUS di BEI, dimana satu diantaranya merupakan calon perusahaan tercatat obligasi baru," kata Nyoman.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020