Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura sedang membuat prototipe keamanan untuk para turis mancanegara yang akan berkunjung selama pandemi COVID-19 guna menghidupkan kembali industri pariwisata dan MICE.

Saat ini negara tersebut sudah memasuki fase 2, yang artinya ruang publik, perkantoran dan sekolah sudah mulai dibuka kembali meski restoran dan tempat hiburan masih dengan kapasitas yang terbatas yakni sekira 50 persen dari keadaan normal.

Akan tetapi pihak pemerintahnya, termasuk Singapore Tourism Board (STB) sudah mulai menyusun protokol keamanan dan keselamatan untuk turis di masa mendatang, sebagai percobaan, acara pameran dagang travel, Travelrevive pun diselenggarakan.

Tak hanya pameran, acara ini juga mengajak peserta untuk menjalani tur yang aman namun tetap menyenangkan yang kemungkinan akan digunakan untuk para turis di masa mendatang.

Baca juga: Ketatnya protokol kesehatan pameran TravelRevive

"Ini adalah prototipe yang sedangkan dikembangkan, jadi apa yang kita pelajari dari tur ini juga akan dilaporkan dan kita akan improve untuk turis normal, turis Asia untuk masa mendatang," ujar perwakilan STB Indonesia, Mohamed Firhan Abdul Salam saat berbincang dalam acara TravelRevive, Singapura, Kamis.

Firhan mengatakan saat ini pihak STB dan pelaku industri travel masih terus menggodok protokol yang terbaik bagi para turis sehingga meski dalam keadaan pandemi pengunjung tetap dapat melakukan perjalanan dengan aman.

"Yang terpenting adalah bagaimana menyiapkan protokol yang baik untuk pengunjung setelah post-COVID, bagaimana kita beradaptasi dalam tur dan program untuk secara global," kata Firhan.

Dalam percobaan tur ini, turis dibagi menjadi beberapa kelompok yang maksimal terdiri dari lima orang. Kelompok tersebut tidak boleh bertukar grup guna memudahkan dalam pelacakan jika ada yang positif virus corona.

Dalam setiap kunjungan ke destinasi wisata ataupun restoran, grup turis ini pun harus selalu bersama, menjaga jarak aman, menggunakan masker dan memakai token TraceTogether sebagai aplikasi pelacak.

"Mungkin sekarang rekomendasi groupingnya minimal lima, tapi itu protokol yang sekarang mungkin nanti ke depannya bisa berbeda karena kita harus diskusi sama industrinya juga dan mengikuti rekomendasi keadaan yang baru," kata Firhan.

Baca juga: Singapura buka pameran travel pertama sejak pandemi

Baca juga: Dewan Pariwisata Singapura ajak promosikan Asia Tenggara via Instagram

Baca juga: Industri pariwisata Singapura terkena dampak pelemahan ekonomi global

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020