Jakarta (ANTARA News) - Sejak seminggu terakhir, Jakarta mengalami krisis air bersih karena berkurangnya pasokan air baku kepada kedua operator PAM yang diduga akibat perbaikan pompa air baku oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II.

Sebanyak 81 kelurahan yang merupakan pelanggan air bersih di wilayah layanan Palyja mengalami gangguan pasokan air bersih yakni 38 kelurahan mengalami penghentian pasokan air bersih dan 43 kelurahan mengalami penurunan volume air bersih.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku telah mengetahui mengenai kekurangan suplai air bersih bagi warga Jakarta meskipun belum mendapatkan laporan resmi dari kedua operator PAM yakni Aetra dan Palyja.

"Saya menunggu laporan dari operator. Namun saya imbau agar warga Jakarta hemat air bersih, jangan boros menggunakan air," kata Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Karena belum adanya laporan tersebut, maka belum dapat diketahui apakah kekurangan air itu diakibatkan kekeringan yang sedang melanda Jakarta atau diakibatkan masalah lain.

Sementara itu, kalangan politisi DPRD DKI menilai kedua operator merupakan pihak yang bertanggung jawab atas krisis air bersih tersebut sebagai rekanan dari PD PAM Jaya.

"Mereka itu kan berperan sebagai petugas penyediaan air bersih bagi warga Jakarta. Seharusnya masalah kekeringan atau berkurangnya pasokan air baku karena musim kemarau sudah bisa diantisipasi," kata anggota Komisi D DPRD DKI, Prya Ramadhani di DPRD DKI.

Prya menyebut musim kemarau dan musim hujan selalu terjadi setiap tahun sehingga seharusnya PDAM Jaya dan kedua operator sudah memiliki solusinya.

Krisis air bersih saat ini disebabkan pasokan air bersih kepada sebagian besar pelanggan PT Palyja di wilayah Barat Jakarta mengalami gangguan akibat penurunan pasokan air baku ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan I dan II.

Penurunan pasokan juga terjadi di operator air PAM lainnya yaitu PT Aetra Air Jakarta dimana kualitas air baku menurun antara lain berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat yang disebabkan terjadinya penurunan volume air baku dari Curug sebagai akibat dari perbaikan pompa air baku oleh Perum Jasa Tirta (PJT) II.

Corporate Secretary Aetra, Yosua L Tobing, mengatakan berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran terhadap air baku berasal dari Kalimalang yang dilakukan secara terus menerus oleh tim produksi dan trunk main PT Aerta di IPA Buaran yang terletak di Jalan Raya Kali Malang No. 89, terpantau tingkat konsentrasi dari salah satu parameter terdapat ammonia telah mencapai lebih dari 1.7 ppm padahal kondisi normal hanya berkisar maksimum 0.5 ppm.

Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa secara kasat mata air baku yang diterima terlihat berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat.

Meskipun mengalami penurunan kualitas air baku, Yosua mengatakan bahwa pihaknya tetap berusaha memproduksi air bersih sesuai standar yang ditentukan Departemen Kesehatan.

"Aetra berkomitmen untuk memproduksi air dengan standard kualitas air minum sesuai dengan Kepmenkes 907/2002 pada seluruh IPA Buaran I dan II serta IPA Pulogadung. Untuk itu, Aetra telah melakukan tindakan flushing atau penggelontoran pipa agar kualitas air yang diterima pelanggan tidak keruh," kata Yosua.

Aetra juga menyatakan permintaan maafnya bagi para pelanggan yang mengalami gangguan air keruh dan pelanggan diharapkan untuk dapat menghubungi Contact Centre 24 jam di 5772010 agar pihak Aetra dapat segera melakukan penggelontoran pipa di area sekitarnya.
(A043/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010