Kita harus bekerja sama dalam menjalankan langkah pencegahan untuk membantu anak-anak kita berfokus pada ujian masuk universitas dalam lingkungan yang aman,
Seoul (ANTARA) - Korea Selatan pada Kamis memulai masa khusus pencegahan COVID-19 selama dua pekan, seiring dengan kasus infeksi yang terus meningkat menjelang kegiatan tahunan ujian masuk perguruan tinggi.

Mulai Kamis ini, perkumpulan publik dengan 100 peserta atau lebih akan dilarang, pelayanan keagamaan dan kegiatan olahraga juga dibatasi hingga 30 persen kapasitas normal, sementara kelab dan tempat karaoke diwajibkan memperlebar jarak fisik para tamu.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mencatat sebanyak 343 kasus baru COVID-19 per Kamis tengah malam, menjadikan total kasus di negara itu sebanyak 29.654 dengan 498 kematian.

Penambahan kasus harian lebih dari 200 terjadi selama lima hari berturut-turut, hingga melebihi 300 sepanjang Rabu (18/11)--untuk pertama kalinya sejak Agustus, setelah klaster besar dari umat gereja yang mengikuti aksi unjuk rasa.

Peningkatan jumlah kasus tersebut menimbulkan kecemasan bagai para pelajar dan orang tua menjelang ujian masuk perguruan tinggi, yang di Korea Selatan dianggap sangat penting untuk pendidikan masa depan siswa dan karir mereka nantinya.

Hampir 500.000 siswa SMA tingkat akhir di Korea Selatan akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pada tahun ini, yang akan dilaksanakan pada 3 Desember, demikian diungkapkan Kementerian Pendidikan.

Kementerian meminta semua SMA di seluruh negeri untuk kembali menjalankan pembelajaran tatap muka di kelas, sepekan sebelum ujian berlangsung, dan menyebutkan bahwa pihaknya akan mengumumkan sekolah yang mengalami infeksi COVID-19 selama masa itu.

Namun, kata kementerian, jumlah pasti siswa yang terpapar COVID-19 tidak akan ikut diumumkan demi mencegah ketakutan pada peserta ujian.

Kementerian Pendidikan juga telah mengamankan sebanyak 120 ranjang perawatan di 29 fasilitas kesehatan untuk para siswa yang terinfeksi virus corona menjelang hari ujian.

Bagi para siswa yang dikarantina, termasuk mereka yang melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19, Kementerian Pendidikan telah menyiapkan sedikitnya 113 pusat ujian serta 754 ruangan ujian individu, yang mampu mengakomodasi hingga 3.800 siswa.

Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan Korea Selatan tengah berada di persimpangan yang krusial menuju kasus besar lainnya.

"Kita harus bekerja sama dalam menjalankan langkah pencegahan untuk membantu anak-anak kita berfokus pada ujian masuk universitas dalam lingkungan yang aman," kata Park.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus harian COVID-19 di Korsel capai rekor tertinggi sejak Agustus

Baca juga: Korsel pertimbangkan jaga jarak lebih ketat akibat lonjakan COVID-19

Baca juga: Muncul kasus positif, Korsel minta pelayat bos Samsung tes COVID




Indonesia dan Korea Selatan sepakati travel corridor

 

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020