"Yang pertama harus dibenahi adalah infarstruktur perikanan dan fasilitas yang dimiliki nelayan," ujarnya saat berkunjung ke Gorontalo, Sabtu.
Jika infrastruktur dan keadaan nelayan bisa diatasi dengan baik, kata dia, maka bukan hal yang tidak mungkin hal itu akan menunjang kuantitas dan kualitas produk perikanan.
Viktor mengungkapkan pihaknya sedang merambah pasar di kawasan Timur Tengah dan Afrika, dengan mengandalkan produk perikanan olahan.
Menurut dia, bila tidak segera mengubah strategi pemasaran, maka Indonesia bisa kalah bersaing dengan Vietnam yang merupakan pendatang baru di bisnis tersebut.
"Kita harus segera mengubah produk menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah, agar laris di pasar dunia," katanya.
(T.D015/B/M031/M031) 17-04-2010 19:26:31
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Bravo....nelayan kita Indonesia...
Dari anda semua.. Saya berharap menjadi pebisnis handal terutama penghasil Tepung Ikan. Yang nota benenya digunakanuntuk pakan ternak ayam, itik, ikan darat, ternak babi dll.
Sampai saat ini, dunia perunggasan kita masih import Tepung ikan dari Chili, Denmark dll totalnya mendekati 814 juta ton/(tahun 2008).
Kalau sudah berproduksi kemudian dunia perunggasan nggak mau beli produk lokal... ya kebangetan sekali...