Jakarta (ANTARA) - "Si Juki" adalah salah satu contoh kesuksesan intellectual property (IP), dimulai dari komik di media sosial, berlanjut ke komik cetak, komik webtoon, animasi singkat hingga tayang di layar lebar.

"Perlu IP yang kuat untuk dapat menarik minat produser dan penonton dalam produksi animasi layar lebar," kata Hazaya Muftiya Al Farabi dalam webinar Animakini 2020, Senin.

Hazaya Muftiya Al Farabi menuturkan hasil penelitian animasi "Potensi IP Lokal Terhadap Ekosistem Industri Animasi Layar Lebar Studi Kasus: Si Juki The Movie "Panitia Hari Akhir" di webinar tersebut.

Baca juga: Kolaborasi Cofi x Juki hadirkan kafe tematik

Baca juga: Jelang pemilu, Si Juki gagas gerakan #SayaTidakMemilih


"Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir" (2017) ditonton 630.000 penonton, jauh lebih banyak dari film animasi lokal lain yang tayang di Indonesia.

"Petualangan Singa Pemberani Atlantos" yang tayang 2016 ditonton 136.042 penonton, sementara "Battle of Surabaya" (2015) disaksikan 70.000 penonton.

Dia menjelaskan, kesuksesan "Si Juki" tak lepas dari IP yang kuat dan terbukti punya penggemar loyal dalam jumlah besar.

"Si Juki" memakan waktu tujuh tahun berevolusi dari hiburan di media sosial, menjadi komik cetak yang terjual lebih dari lima juta eksemplar, hingga diproduksi menjadi animasi layar lebar dengan pengisi suara bertabur bintang. Kesuksesan sebuah IP membuatnya bisa diadaptasi menjadi banyak bentuk, seperti game hingga aksesoris.

Hazaya mengatakan, para kreator IP yang ingin membuat animasi layar lebar bisa mengikuti jejak "Si Juki" yang mulai mengenalkannya melalui media sosial demi membangun basis penggemar yang loyal.

Dalam penelitiannya, dia merekomendasikan para pemangku kepentingan untuk memperbaiki bidang pendidikan demi membangun ekosistem industri animasi. Peserta didik atau orang-orang yang tertarik bergelut di bidang animasi juga didorong untuk memperkaya wawasan dengan mengikuti lokakarya, seminar hingga kompetisi.

Pola "Si Juki" bukanlah satu-satunya resep kesuksesan sebuah animasi. Serial "Nussa" juga banyak diminati penonton meski tidak melakukan "pemanasan" di media sosial, melainkan langsung ditayangkan di YouTube.

"Ini pola baru yang menarik untuk diteliti," imbuh dia.

Baca juga: Kampanyekan #DiRumahAja, Si Juki dan LaLiga hadir dalam bentuk komik

Baca juga: Si Juki luncurkan kolaborasi dengan karakter Spongebob Squarepants

Baca juga: "Si Juki" dari Faza Meonk akan kolaborasi dengan Spongebob

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020