Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) segera menggelar Temu Nasional Kewirausahaan Sosial Indonesia (TNKSI) pertama di Jakarta, pada 8 hingga 9 April 2010.

"Temu nasional nanti menjadi kolaborasi kewirausahaan sosial untuk membangun investasi sosial dengan bisnis sosial yang biasa dilakukan melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)," kata Ketua Penyelenggara TNKSI, Silverius Oscar Unggul, di Jakarta, Rabu malam.

Ia mengatakan acara temu nasional tersebut dilengkapi dengan konferensi, kolaborasi workshop, eksibisi, dan kongres AKSI.  

Dengan dukungan 15 organisasi masyarakat sipil dan perusahaan maka eksibisi dan workshop akan mengupas pengalaman-pengalaman terbaik dan menawarkan konsep kemitraan dalam memecahkan masalah sosial.

Selain itu, ia mengatakan akan dipromosikan produk-produk, jasa ataupun program-program inovatif yang dapat menciptakan nilai tambah secara ekonomis, ramah lingkungan, dan potensial dapat diadopsi untuk menciptakan "inclusive value chain".

Temu nasional yang akan dibuka Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar tersebut, menurut Silverius, diharapkan mampu menghasilkan ide-ide baru untuk memperluas kewirausahaan sosial baru yang pada akhirnya bertujuan menggalang komitmen mengembangkan pembangunan yang lebih inklusif.

Anggota pengurus sekaligus deklarator AKSI, Sandiaga Uno mengatakan keberadaan kewirausahaan sosial perlu karena disadari bahwa kewirausahaan ekonomi semata tidak mampu menjawab masalah sosial.

Ia meyakini perkembangan kewirausahaan sosial akan pesat di tanah air, bahkan akan muncul dari sektor swasta, pebisnis, hingga relawan.

"Kewirausahaan sosial memang awalnya banyak lahir dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Namun meningkatnya aktivis di pihak swasta, pebisnis, maupun relawan," katanya.

Dalam hal pembiayaan, Sandiaga mengatakan AKSI akan mencoba mengelola CSR yang di tanah air belum tergarap dengan baik. Selain itu melibatkan banyak pengusaha yang memiliki pandangan sama terkait ekonomi sosial. (V002/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010