Sukabumi (ANTARA News) - Ratusan pengunjukrasa di perusahaan energi panas bumi Chevron Geothermal Salak Ltd di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga di pintu masuk perusahaan itu.

Bentrokan dipicu oleh ulah salah seorang pengunjukrasa yang memukul petugas polisi yang tengah mengambil gambar aksi itu dengan kamera.

Situasi kian memanas ketika pengunjukrasa mengira akan ada penambahan pasukan pengamanan, saat seorang petugas Satpol PP berdiri diantara pengunjukrasa dan polisi.

Bentrokan pun tak terelakan, dan aksi pemukulan terjadi sehingga seorang pengunjukrasa mengalami memar pada bibir dan wajahnya.

Sebuah mobil dalmas yang berada di belakang petugas juga dilempari dengan batu oleh pengunjukrasa hingga kaca depannya pecah.

Ironisnya, bentrokan itu terjadi ketika perwakilan pengunjukrasa tengah berunding dengan manajemen Chevron dan didampingi oleh Dandim 0607 Sukabumi, Letkol (Kav) M Yusuf, serta Kapolres Sukabumi, AKBP Herukoco.

Kabagops Polres Sukabumi Kompol Suwarta mengatakan, pihaknya hanya mengamankan pelaku yang telah melakukan pemukulan terhadap petugas kepolisian.

"Pelaku pelemparan mobil dalmas saya tidak tahu. Tidak ada pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka dalam bentrokan ini. Ini merupakan hal biasa, bila terjadi aksi unjuk rasa," katanya.

Kabulkan Tuntutan

Usai menemui Manager Policy, Government & Public Affairs Chevron Gheotermal Salak Ltd, Usman Slamet, koordinator aksi Dida Saeful Hidayat mengatakan, pihak Chevron mengabulkan tuntutan warga.

Tuntutan yang dikabulkan itu meliputi transparansi Chevron dalam pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp5 miliar untuk 2009 dan tidak akan memecat pekerja Chevron yang berunjukrasa.

Selain itu, pihak Chevron akan menghentikan kerja sama dengan kontraktor Tripatra dalam tiga minggu ke depan dan akan memberdayakan pengusaha lokal yang ada di sekitar perusahaan.

"Aksi kami selama dua hari berturut-turut ini, akhirnya membuahkan hasil yang sangat memuaskan," katanya seraya berharap agar Chevron juga melakukan transparansi dalam penyaluran CSR 2010.

Sementara Usman Slamet mengatakan, pihaknya akan bersikap transparan terhadap kepentingan warga.

"Namun, berdasarkan kesepakatan kami tidak menghentikan kerja sama dengan PT Tripatra, namun akan melakukan evaluasi kerja samanya. Melakukan penghentian kerja sama membutuhkan proses, terlebih saat ini Tripatra masih terikat kontrak dengan Chevron," paparnya.

Sementara itu Dandim 0607 Sukabumi, Letkol (Kav) M Yusuf, menyayangkan sikap para pengunjukrasa yang melempari mobil Dalmas milik Polres Sukabumi.

"Seharusnya, masyarakat bisa bersikap santun melakukan aksi unjukrasa. Toh, polisi hanya menjalankan tugasnya saja untuk melakukan pengamanan," katanya.

(T.KR-SM/S022/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010