Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama menunda kunjungan ke Indonesia berkaitan dengan masalah dalam negerinya yaitu reformasi asuransi kesehatan.

Obama menunda rangkaian kunjungannya ke Asia demi mendukung kebijakan kesehatan bersejarah melalui pemungutan suara yang menegangkan pada hari Minggu.

Rencana 10 tahun itu, bertujuan untuk memberikan jaminan kepada 32 juta warga negara Amerika yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan. Reformasi asuransi kesehatan itu juga membuat negara terkaya di dunia itu selangkah lebih dekat untuk memberi jaminan asuransi kesehatan bagi semua warga negara.

Juru bicara Gedung Putih Robert Gibb mengatakan Obama sudah membujuk sekitar tiga puluh anggota parlemen melalui telepon maupun secara langsung sejak Senin.

"Diterimanya reformasi asuransi kesehatan merupakan hal yang paling penting dan presiden berketetapan hati memenangkan perjuangan ini," kata Gibb.

Obama menunda kunjungannya demi memberi dukungan agar tercapai 216 suara yang diperlukan guna menggolkan undang-undang itu

Senator dari partai Demokrat Max Baucus yang juga Ketua Komite Keuangan Senat, memuji kemampuan Obama untuk memenangkan dukungan bagi prioritas domestik utamanya. Dia mengatakan kepada wartawan: "Kehadiran dia secara pribadi membantu."

Ini merupakan penundaan kedua kunjungan Obama ke Indonesia, Australia dan wilayah AS Guam.

Obama sebenarnya dijadwalkan pergi hari Kamis, kemudian melakukan perjalanan pada hari Minggu.

"Kami merasa sangat yakin dengan posisi kami, tetapi setiap putaran voting sangatlah berat," kata Nancy Pelosi ketua parlemen partai demokrat.

Lawan presiden dari partai Republik di Kongres menegaskan kembali oposisi bersatu dan bersumpah untuk membuat semua usaha untuk menjatuhkan hal yang mereka sebut usulan yang merugikan dan berbahaya.

"Ini hanyalah salah satu kebajikan dari sebuah reformasi yang akan memberi tanggung jawab industri asuransi dan jaminan ekonomi yang lebih besar untuk semua orang Amerika, "kata Obama.Rencana itu akan menghabiskan 940 milyar dolar selama 10 tahun.

Program itu akan memicu perubahan layanan kesehatan dalam empat dekade terakhir. Program tersebut bertujuan mengakhiri praktek perusahaan asuransi yang kejam dan mengendalikan harga layanan kesehatan yang membumbung lebih tinggi dari negara-negara kaya lain.

Kesepakatan antara versi Senat dan DPR berlaku tahun lalu. Paket itu akan menciptakan pasar asuransi baru mulai 2014. Paket itu mewajibkan warga negara Amerika memiliki asuransi sekaligus memberi subsidi bagi banyak pihak.

Beberapa langkah paling populer misalnya larangan bagi asuransi untuk menyangkal jaminan karena penyakit yang sudah ada sebelum akad asuransi, memaksakan asuransi seumur hidup dan mengeluarkan orang-orang dari jaminan ketika mereka sakit.

Republik, yang menentang rencana sejak awal, mengutuk hal tersebut sebagai rencana untuk mendorong campur tangan pemerintah yang mempengaruhi seperenam ekonomi AS dengan hasil yang berpotensi menjadi bencana.

"Undang-undang layanan kesehatan ini buruk bagi para pasien, buruk bagi para penyedia, dokter-dokter kami, perawat-perawat kami dan rumah sakit-rumah sakit kami, dan para pembayar pajak AS," kata Senator Reuplikan John Barrasso.

Amerika Serikat satu-satunya negara demokrasi dan industri yang tidak menjamin layanan kesehatan , dan diperkirakan 36 juta warga AS tidak memiliki asuransi.
Sumber : Reuters, AFP.
(ENY/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010