Jakarta (ANTARA News) - "Kami sama-sama suka tas besar," kata budayawan Julia Suryakusuma saat ditanya mengenai sahabatnya Ann Dunham Soetoro, ibunda Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama.

Julia mengatakan Ann suka membawa bekal berupa termos kopi di dalam tas berbahan parasutnya yang besar itu. Hal itu disampaikan Julia dalam seminar yang mengupas buku Ann yang berjudul "Pendekar-Pendekar Besi Nusantara" di Mercantile Athletic Club, World Trade Center, Sudirman Jakarta Kamis.

Julia mengenal Ann melalui Kay, istri aktor Ikranegara. Awal perkenalan Julia dengan Ann tahun 1981, saat itu Julia bekerja di majalah Prisma. Ketika itu dia meminta Ann menulis artikel mengenai wanita desa Indonesia namun hingga batas waktu yang ditentukan Ann tidak menyerahkan tulisan.

Meski Julia dikecewakan Ann, keduanya menjadi sahabat. Perbedaan usia 12 tahun bukanlah halangan. Keduanya biasa berbagi mengenai segala hal. Tidak aneh bila Julia tahu kesukaan Ann. Saat seminar Julia memakai kebaya encim warna putih dan celana batik motif Cirebon berwarna biru yaang menurut Julia baju yang pasti disukai Ann. Istri Lolo Soetoro itu juga menyukai aksesori berupa kalung atau gelang yang berukuran besar, yang menurut Julia sesuai dengan ukuran tubuh orangnya yang juga besar.

Julia mengatakan Ann merupakan sosok perempuan yang rendah hati, ramah, idealis dan praktis. Menurut Julia, Ann tidak cocok tinggal di istana. Julia membayangkan bila Ann masih hidup, dia pasti akan mendekorasi gedung putih dengan gerabah. Sebab dekorasi gedung putih tidak sesuai dengan kepribadian Ann.

Julia mengaku tidak mengenal Obama. Dia pernah bertemu waktu Obama mengunjungi ibunya di Indonesia. Saat itu Obama berumur 20-an. "Ketemu cuma sebentar saja dan saya tidak terlalu peduli," kata istri almarhum aktor Ami Priyono itu. Bagi Julia kedatangan Obama (waktu itu) telah menyita waktu sahabatnya (ibu Obama).

Kebijakan Obama mengenai masalah kesehatan tidak lepas dari kematian ibunya. "Ibunya merupakan korban dari sistem kesehatan," kata Julia mengenai sahabatnya yang meninggal karena kanker indung telur itu. Saat sakit Ann harus sibuk dengan urusan biaya kesehatan.

Mengenai disertasi Ann yang diterbitkan dalam bentuk buku Julia mengatakan dirinya senang karena akhirnya karya Ann diakui. Dia menganggap buku itu sebagai pernyataan politik seorang realis, bukan seorang idealis. (ENY/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010