"Setiap harinya perempuan di PHK untuk mencari sesuap nasi," kata Ruth Indiah Rahayu, aktivis FORI, dalam unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Internasional di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin.
Ruth menilai perempuan Indonesia memasuki kondisi kritis karena perempuan dibiarkan dieksploitasi tenaganya demi devisa negara, sampai beberapa diantaranya tertekan mental dan fisik, bahkan ada yang bunuh diri gara-gara merasa tak memiliki pilihan.
FORI menilai Anggaran Pendapatan belanja Negara (APBN) 2010 yang hanya mengalokasikan 0,02 persen (Rp133 miliar) untuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak adalah bukti kurangnya perhatian terhadap nasib perempuan Indonesia.
"Asal Anda tahu, dana skandal Century 6,7 trilyun yang dicuri saja lebih besar ketimbang dana buat memperhatikan perempuan Indonesia," katanya. (*)
adm/jafar
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010