Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berencana membentuk Komite Inovasi Nasional (KIN), guna menghadirkan inovasi baru dalam menjawab tantangan ekonomi global.

"Bila Malaysia memiliki `tag line` sebagai negara `Truly Asia`, sementara Thailand `Amazing Thailand, dan Singapura `Negara Jasa dan Perdagangan`, maka dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki hal yang sama melalui KIN," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Ir. M. Hatta Rajasa, kepada ANTARA, pada acara Peresmian Angkatan Baru Institut Tekhnologi Sains Bandung (ITSB), di Cikarang, Jabar, Rabu.

Menurut Hatta, keanggotaan KIN berasal dari berbagai kalangan diantaranya ilmuan lokal maupun internasional. "Mereka sepenuhnya akan bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden terkait dengan kinerjanya," kata Hatta.

Hatta mengaku optimistis, KIN mampu membawa Indonesia menjadi `Knowledge Society` dengan didukung kekayaan alam yang berlimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dalam menghadapi persaingan.

Dikatakan Hatta, pemerintah pada tahun 2009 telah meningkatkan alokasi dana untuk inovasi.

"Alokasi dana untuk penelitian dan pengembangan di Indonesia pada tahun 2005 masih relatif rendah sekitar Rp1 Triliun. Namun, pemerintah memiliki kesadaran untuk kembali meningkatkan dana itu hingga dua kali lipat pada tahun ini sekitar Rp2 triliun," ujarnya.

Peningkatan alokasi anggaran itu, kata dia, dianggap sebagai langkah strategis yang tepat khususnya bagi kalangan perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing pembekalan ilmu dalam bidang inovasi.

"Apa pun `tag line` bagi Indonesia yang nantinya akan lahir dari kesepakatan anggota KIN, kita sebagai rakyat Indonesia harus merasa bangga dengan hal itu. Seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia," ujar Hatta.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010