Tegucigalpa (ANTARA News/AFP) - Pemimpin Honduras yang digulingkan, Manuel Zelaya, dikonfirmasi akhirnya meninggalkan Kedutaan Besar Brazil, tempat dia bersembunyi selama lebih dari empat bulan, Rabu.

Zelaya, yang digulingkan pada Juli lalu dalam suatu kudeta yang didukung militer, mengatakan pada Selasa, bahwa dia telah menerima undangan dari Presiden Dominika Leonel Fernandez untuk meninggalkan negara itu menyusul pelantikan penggantinya.

Porfirio Lobo, yang dipilih dalam pemilihan umum kontroversial November, yang dilakukan oleh pemimpin sementara Roberto Micheletti, dijadwalkan dilantik dalam sebuah upacara di Tegucigalpa yang akan dihadiri oleh Fernandez.

"Saya akan menerima undangannya dan pergi bersama dia (Fernandez), tentunya dengan persetujuan pemerintah Lobo Sosa," kata Zelaya kepada stasiun radio lokal, Globo.

Zelaya melakukan kepulangan mengejutkan ke negara miskin di Amerika Tengah itu pada 21 September dalam upaya untuk mengklaim kembali kekuasaan dari Micheletti, dan meminta suaka di Kedutaan Brazil.

Zelaya, yang marah, mengeluarkan pernyataan menentang "hukuman politik". Dia mengatakan bahwa dia terpaksa pergi karena menduga para hakim Honduras akan memperlakukannya secara tidak adil.

Dia juga berjanji untuk kembali dalam waktu yang belum dipastikan.

Kepergian Zelaya dan pengambilan sumpah Lobo menandai bulan-bulan kekacauan politik yang telah mencengkeram Honduras sejak penggulingan Zelaya dalam suatu kudeta yang didukung militer pada 28 Juni.

Zelaya sesungguhnya dipilih sebagai seorang konservatif moderat namun beralih haluan menjadi kiri ketika berkuasa, dan bersekutu dengan pemimpin sosialis Venezuela Hugo Chavez dan Pemimpin Bolivia Evo Morales.

Zelaya, yang dipilih pada 2006 untuk masa jabatan tak terbarukan selama empat tahun, digulingkan setelah mengeluarkan rencana kontroversial untuk melakukan referendum guna mengubah konstitusi sehingga dia dapat memperpanjang kekuasaannya.

Pengadilan tinggi negara itu sebelumnya memutuskan sikap itu sebagai suatu tindakan ilegal, dan mendukung kudeta tak berdarah yang memaksa Zelaya hanya dengan menggunakan piyama naik ke pesawat menuju Kosta Rika.

Lobo mengatakan pekan lalu bahwa Zelaya, keluarganya dan rombongannya dapat meninggalkan Honduras tanpa takut ditangkap.

Amerika Serikat mengutuk kudeta 28 Juni namun gagal untuk mengembalikan Zelaya. AS kemudian mengakui terpilihnya Lobo.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010